Lahan persawahan di Desa Sumber Sari.

Portalsembilan.com, KUTAI KARTANEGARA – Desa Sumber Sari di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), terus memperkuat posisinya sebagai salah satu lumbung padi utama di wilayah tengah Kukar. Dengan luas lahan produktif mencapai 318 hektare dan dua kali masa panen setiap tahun, desa ini mampu menghasilkan sekitar seribu ton gabah setiap musim.
Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, mengatakan produktivitas pertanian di wilayahnya cukup stabil dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata hasil panen padi mencapai 4,5 ton per hektare, menjadikan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi desa.
“Dengan harga pasaran Rp300.000 per kuintal, nilai ekonomi panen kami sangat signifikan,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, masyarakat Sumber Sari masih memegang tradisi bertani mandiri. Proses tanam, panen, penggilingan hingga pemasaran dilakukan secara swadaya tanpa bergantung pada perusahaan besar atau tengkulak utama. Pola itu menjaga sirkulasi ekonomi tetap di desa.
Saat ini, ada tujuh unit penggilingan padi milik warga yang beroperasi aktif di Sumber Sari. Keberadaan unit-unit tersebut membantu menjaga rantai pasok beras dan meminimalkan potensi kelangkaan di tingkat lokal.
“Petani kita menjual langsung di pasar mingguan atau pasar malam di Tenggarong. Harga bisa mencapai Rp15.000 per kilogram, dan itu membuat petani lebih diuntungkan,” kata Sutarno.
Namun, ia mengakui masih banyak tantangan di lapangan, mulai dari biaya pupuk yang naik hingga fluktuasi harga beras di pasaran. Meski demikian, petani tetap mampu bertahan berkat sistem gotong royong dan dukungan pemerintah desa dalam menyediakan sarana produksi dasar.
Sutarno menilai, kemandirian petani dalam menjual hasil panen merupakan modal penting untuk memperkuat ekonomi lokal. Hanya saja, ia berharap ke depan peran kelembagaan seperti BUMDes bisa lebih dominan agar pemasaran dan distribusi hasil panen berjalan lebih efisien.
“Kami ingin BUMDes ikut memperkuat sistem tata niaga hasil pertanian supaya petani tidak bergantung pada mekanisme pasar yang tidak stabil,” ujarnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menilai pola kemandirian yang dilakukan warga Sumber Sari merupakan contoh ideal pembangunan berbasis potensi lokal. Menurutnya, kekuatan utama desa terletak pada kemampuan masyarakat mengelola sumber daya sendiri.
“Desa seperti Sumber Sari membuktikan bahwa kemandirian ekonomi bisa tumbuh dari bawah,” katanya.
Ia menambahkan, DPMD Kukar akan terus mendorong penguatan kapasitas petani dan BUMDes agar dapat menciptakan sistem ekonomi desa yang berkelanjutan.
“Kami ingin potensi lokal tidak berhenti di tahap produksi, tapi juga bisa naik kelas lewat pengolahan dan pemasaran profesional,” tutur Arianto. (Adv/DPMD KUKAR/Ko)

