
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyulloh Bandung.
Portalsembilan.com, BALIKPAPAN – Dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks, anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Wahyulloh Bandung, menekankan bahwa penguatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) merupakan solusi paling ramah lingkungan dan berkelanjutan, dibandingkan penggunaan insinerator.
Hal ini disampaikan Wahyulloh pada Kamis (17/7/2025), menyusul laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait dua alternatif utama penanganan sampah, yaitu insinerator dan TPST. Menurutnya, pilihan pertama memang cepat, tapi berisiko tinggi terhadap lingkungan.
“Insinerator memang bisa memusnahkan sampah dalam jumlah besar, tapi juga menghasilkan polusi udara seperti karbon dioksida dan zat pencemar lainnya. Ini jelas bukan solusi jangka panjang,” ujar Wahyulloh.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan TPST bersifat preventif, di mana sampah dipilah dan diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke TPA Manggar. Hanya residu akhir yang dibuang ke TPA.
“Dengan TPST, hanya sisa sampah yang benar-benar tak bisa diolah yang dibawa ke TPA. Ini mengurangi beban TPA secara signifikan,” katanya.
Saat ini, Pemerintah Kota Balikpapan sudah membangun tiga TPST, dan akan menambah tiga lagi tahun ini. Dengan demikian, setiap kecamatan ditargetkan memiliki satu TPST.
Wahyulloh juga menekankan bahwa TPST tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga bisa menjadi sumber pemasukan daerah. Beberapa pabrik semen dan PLTU sudah menjalin kerja sama untuk membeli sampah cacah dari TPST sebagai bahan bakar alternatif.
“Ini bisa menjadi potensi Pendapatan Asli Daerah. Sampah yang dulu dianggap limbah, kini bisa dimonetisasi,” tambahnya.
Dengan kapasitas TPA Manggar yang semakin terbatas, Wahyulloh mengingatkan pentingnya mempercepat pembangunan dan pengelolaan TPST.
“Jika ini bisa dikelola dengan serius, maka Balikpapan bisa menjadi kota percontohan dalam penanganan sampah modern,” tutupnya. (ADV/DPRD Balikpapan)