Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Yovita Bulan Bonifasius, hadir langsung bersama rombongan Pemkab Mahulu dalam kegiatan bertema “Perajin Berdaya Mendunia.” *(DISKOMINFOSTANDIMAHULU)
Portalsembilan, MAHAKAM ULU – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang berlangsung di BSCC Dome, Balikpapan, menjadi ajang strategis untuk memperkuat semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi kreatif lokal. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Yovita Bulan Bonifasius, hadir langsung bersama rombongan Pemkab Mahulu dalam kegiatan bertema “Perajin Berdaya Mendunia.”
Kegiatan nasional ini dibuka oleh Ketua Umum Dekranas, Selvi Gibran Rakabuming, dan dihadiri lebih dari 3.600 peserta dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Perayaan dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisional dan penampilan musisi Charly Van Houten, yang membawa suasana menjadi semarak dan penuh semangat kebudayaan.
Dalam momen tersebut, Yovita tak hanya menunjukkan dukungan terhadap pengrajin lokal, tetapi juga menyerukan pentingnya melestarikan sulam la’aq, salah satu kekayaan budaya khas Mahulu yang kini mulai jarang dijumpai.
“Saya mengajak generasi muda untuk ikut melestarikan sulam la’aq. Keterampilan ini sangat bernilai, namun sekarang hanya segelintir orang yang masih menguasainya. Ini harus kita jaga bersama,” ujar Yovita.
Ia mendorong adanya kolaborasi antara Dekranasda dan institusi pendidikan, khususnya SMP dan SMA, untuk menyisipkan pelatihan kerajinan dalam kurikulum atau kegiatan ekstrakurikuler.
Menurutnya, selain sulaman, Mahulu juga menyimpan potensi besar dalam seni ukir, anyaman, dan kerajinan berbahan dasar alam yang berkembang di kampung-kampung seperti Long Tuyoq.
“Kerajinan lokal kita bukan hanya budaya, tapi juga potensi ekonomi. Ukiran khas Mahulu, misalnya, punya nilai jual tinggi karena keunikannya tidak dimiliki daerah lain,” jelas Yovita yang juga Ketua TP PKK Mahulu.
Dalam pandangannya, keluarga memainkan peran penting dalam mendorong keterampilan anak-anak, baik yang masih sekolah maupun yang telah putus sekolah, agar bisa mandiri melalui dunia kerajinan.
“Kreativitas bisa datang dari siapa saja. Baik perempuan maupun laki-laki bisa punya daya saing tinggi asal terus diasah. Jangan malu menjadi pengrajin, karena dari tangan mereka lahir nilai dan identitas,” tegasnya.
Tak lupa, Yovita menyampaikan harapan akan regenerasi yang kuat dalam tubuh Dekranasda Mahulu. Ia menilai semangat baru dari generasi muda sangat dibutuhkan untuk membawa Dekranasda lebih progresif di masa depan.
“Saya yakin Mahulu punya banyak generasi kreatif. Suatu saat saya ingin melihat Dekranasda dipimpin oleh orang muda yang energik, yang mampu mengangkat potensi kerajinan lokal seperti rotan, hudoq, kelbit, dan lainnya menjadi produk unggulan,” harapnya.
Menutup pernyataannya, Yovita memberi semangat kepada seluruh pengrajin Mahulu agar terus percaya diri dan tidak ragu berinovasi.
“Jangan ragu untuk berkarya. Produk seperti tikar pandan pun bisa bernilai tinggi bila dikemas kreatif. Jangan pernah berpikir kerajinan kita tidak diminati – asal ada semangat dan inovasi, pasti ada jalan,” pungkasnya.
Usai acara, Ketua Dekranasda Mahulu bersama rombongan mengunjungi stan-stan pameran dari berbagai daerah se-Indonesia yang memamerkan ragam hasil kerajinan tangan, memperkuat jejaring antarwilayah dalam promosi ekonomi kreatif berbasis budaya. (ADV/DISKOMINFOSTANDI MAHULU)

