
Kadisdikbud Kukar,Thauhid Afrilian Noor.
Portalsembilan.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat jati diri daerah dengan menjadikan Bahasa Kutai sebagai pelajaran muatan lokal di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan budaya di tengah derasnya pengaruh global, terlebih setelah kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berbatasan langsung dengan wilayah Kukar.
“Pembinaan Bahasa Kutai dilakukan di seluruh sekolah di Kukar melalui pelajaran muatan lokal, agar anak-anak kita bisa memahami dan menggunakan bahasa daerah sendiri,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilian Noor, saat diwawancarai belum lama ini.
Ia menegaskan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga warisan budaya yang memiliki nilai historis dan memperkuat identitas masyarakat daerah.
“Melalui berbagai media, termasuk media sosial, kita mendorong anak-anak untuk membiasakan diri menggunakan Bahasa Kutai dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Thauhid, menjelaskan pentingnya pendekatan modern dalam pelestarian bahasa daerah.
Program pelestarian ini diwujudkan melalui penguatan kurikulum muatan lokal di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kukar. Pemerintah berharap, sejak dini siswa telah memiliki kesadaran budaya dan kebanggaan terhadap bahasa daerahnya.
Disdikbud Kukar juga menilai bahwa pelestarian Bahasa Kutai bukan hanya sekadar simbol budaya, namun langkah strategis agar generasi muda tidak kehilangan jati diri di tengah pergeseran nilai akibat pengaruh globalisasi.
“Kita ingin budaya lokal tetap menjadi fondasi, sekalipun mereka hidup di era digital dan global seperti sekarang,” ujar Thauhid.
Selain diterapkan di ruang kelas, penggunaan Bahasa Kutai juga diperluas melalui berbagai media daring dan platform digital. Upaya ini bertujuan agar Bahasa Kutai tetap relevan dan dapat diterima oleh generasi muda.
Sebagai hasil nyata dari komitmen ini, Kukar berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Kukar menjadi satu dari 20 daerah yang mendapat pengakuan nasional tersebut.
Penghargaan itu menjadi bukti bahwa upaya pelestarian Bahasa Kutai yang dilakukan Pemkab Kukar tidak berhenti di wacana, melainkan telah dituangkan dalam kebijakan yang terstruktur dan berdampak luas.
Thauhid menyatakan bahwa peran serta para guru, komunitas budaya, dan pemerhati bahasa akan terus dikuatkan guna menciptakan metode pengajaran yang lebih menarik dan mampu membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap Bahasa Kutai.
“Kolaborasi ini sangat penting agar metode pembelajaran tidak monoton dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak-anak zaman sekarang,” ujarnya mengakhiri.
Dengan arus migrasi yang semakin meningkat di Kalimantan Timur akibat keberadaan IKN, pelestarian Bahasa Kutai diharapkan bisa menjadi pondasi kuat bagi identitas kedaerahan di tengah masyarakat yang semakin majemuk. (ADV/Disdik Kukar/AR)