
Ilustrasi kegiatan Assessment Akhir Sekolah (AAS).
Portalsembilan.com, KUTAI KARTANEGARA – Siswa kelas enam di 479 Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta se-Kabupaten Kutai Kartanegara tengah melaksanakan Assessment Akhir Sekolah (AAS) yang berlangsung selama enam hari.
Pelaksanaan AAS dimulai sejak Senin hingga Sabtu (5–10/5/2025), dengan metode ujian campuran, baik daring maupun luring, tergantung kondisi jaringan internet masing-masing sekolah.
Kepala Bidang Pendidikan SD Disdikbud Kukar, Akhmad Nurkhalis, menyebutkan bahwa meskipun sebagian besar sekolah kini telah menggunakan sistem online, sejumlah kendala teknis masih ditemukan di hari pertama pelaksanaan.
“Assesment anak didik Sekolah Dasar mulai hari ini sampai 10 Mei, kemudian diikuti dengan metode online dan offline,” jelas Nurkhalis pada Senin (5/5/2025).
Ia menambahkan bahwa kendala utama yang dihadapi adalah jaringan internet yang lambat atau padat, meskipun sebelumnya telah dilakukan beberapa kali simulasi ujian.
“Sebagian besar sudah menggunakan metode online walaupun memang hari pertama ini setelah kita lakukan simulasi-simulasi masih ada kendala terkait jaringan yang lelet karena mungkin krodit,” ungkapnya menambahkan.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menurunkan tim teknis serta menerapkan sistem ujian bergiliran, guna mengurangi tekanan pada jaringan dan memastikan kelancaran pelaksanaan.
“Tapi apa pun kendalanya itu tetap kita evaluasi hari ini untuk perbaikan ke hari selanjutnya,” kata Nurkhalis meyakinkan.
Ia menyampaikan bahwa jika gangguan teknis masih terjadi dalam beberapa hari ke depan, maka ujian susulan akan digelar pada 12 dan 13 Mei, khususnya bagi peserta yang melaksanakan secara daring.
“Kalau offline saya yakin tidak ada kendala kan karena tidak ketergantungan dengan sinyal,” imbuhnya.
Dari total 479 sekolah yang mengikuti AAS, sebanyak 25 sekolah masih harus melaksanakan ujian secara luring karena kondisi geografis yang membuat jaringan internet tidak tersedia.
“Mayoritas rata-rata online, sekitar 25 sekolah saja yang offline karena memang mereka betul-betul tidak ada sinyal sama sekali,” jelas Nurkhalis mengenai situasi di wilayah-wilayah terpencil seperti Tabang dan Muara Wis.
Meski demikian, ia memastikan bahwa koordinasi dengan sekolah-sekolah tersebut telah dilakukan dengan baik, bahkan melibatkan dukungan dari orang tua siswa untuk menyediakan akses internet alternatif melalui tethering ponsel.
“Kami ucapkan terima kasih juga dukungan orang tua yang membantu menggunakan tethering Hp, mengurangi kendala krodit sinyal,” ujar Nurkhalis penuh apresiasi.
Ia berharap seluruh siswa dapat mengikuti ujian ini dengan persiapan maksimal, sehingga hasil AAS dapat mencerminkan keberhasilan proses belajar mengajar yang berlangsung selama enam tahun pendidikan dasar.
“Kepada anak didik diharapkan bisa menyiapkan diri dengan baik, mudahan capaiannya juga bagus untuk melihat indikator keberhasilan pembelajaran mereka selama ini,” tutupnya.
(ADV/Disdik Kukar/AR)