Ketua Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah.

Portalsembilan.com, BALIKPAPAN – Dugaan menurunnya kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Balikpapan terus menjadi sorotan. Merespons aduan dari masyarakat, Komisi II DPRD Balikpapan mengambil langkah untuk mengusut tuntas dengan melibatkan laboratorium independen di luar Pertamina.
Ketua Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari sejumlah warga yang kendaraannya mengalami kerusakan setelah mengisi BBM jenis Pertamax. Kerusakan tersebut diduga berasal dari mutu BBM yang menurun atau tercemar.
“Permasalahan ini bermula dari laporan adanya kerusakan mesin kendaraan yang diduga akibat BBM. Maka dari itu, kami mendalami apakah ada langkah konkret yang sudah diambil untuk menelusuri sumber masalah tersebut,” ujar Fauzi, Rabu (9/4/2025).
Dari koordinasi yang dilakukan dengan Auto 2000 dan Honda, diketahui bahwa pihak Pertamina Patra Niaga sudah melakukan investigasi awal. Mereka telah mengambil sampel dari beberapa SPBU untuk diuji kualitasnya.
“Memang ada BBM yang tampak keruh, namun sejauh ini belum ada temuan mencolok. Beberapa hasil pengujian di SPBU tetap menunjukkan standar yang sesuai,” jelasnya.
Namun, Komisi II tetap mencurigai adanya potensi lain seperti kebocoran tangki penyimpanan atau masalah pada proses distribusi. Mengingat belum hadirnya tim teknis dari pihak Pertamina saat pertemuan terakhir, Komisi II menunggu laporan investigasi lengkap.
Fauzi juga menyoroti usia beberapa SPBU di Balikpapan yang sudah mencapai lebih dari 40 tahun. “Kami meminta data masa berlaku tangki timbun. Ini penting karena usia fasilitas tua bisa jadi penyebab,” ujarnya.
Untuk menjamin hasil pengujian lebih transparan, DPRD akan mendatangkan laboratorium independen. Langkah ini diambil agar tidak hanya bergantung pada uji internal milik Pertamina.
“Selama ini pengujian hanya dari laboratorium milik Pertamina. Kami butuh pembanding dari laboratorium independen agar hasilnya lebih objektif,” tegas Fauzi.
Komisi II juga meminta data kerusakan dari bengkel besar yang akan digunakan sebagai dasar investigasi lanjutan yang dijadwalkan kembali pada Senin mendatang. (ADV/DPRD Balikpapan)

