
Portalsembilan.com, TENGGARONG — Pemerintah Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, kini fokus membangun sistem distribusi hasil perikanan yang lebih adil bagi kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan). Ketergantungan pada tengkulak selama ini membuat keuntungan pembudidaya menjadi tidak maksimal.
Kepala Desa Martin menyebutkan bahwa sekitar 15 Pokdakan di Loa Raya masih menjual hasil panennya melalui tengkulak yang datang dari luar daerah. Pola ini membuat harga ditentukan sepihak dan merugikan petani.
“Petani tidak bisa tentukan harga sendiri. Mereka hanya ikut arus, padahal sudah capek panen,” katanya.
Permasalahan diperparah dengan tidak sesuainya ukuran ikan panen dengan permintaan pasar. Ikan berukuran besar sulit dijual ke pasar lokal, sehingga sebagian harus dikirim ke luar daerah dengan biaya tambahan.
Sebagai solusi, Pemdes menggagas dua program utama. Pertama, pelatihan pengolahan ikan menjadi produk bernilai tambah seperti abon. Kedua, pembentukan koperasi distribusi untuk menjangkau pasar secara langsung.
“Kita sudah latih ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM agar bisa produksi sendiri. Lalu kita bantu koperasinya agar bisa distribusi,” jelas Martin.
Pemdes juga tengah menjajaki kerja sama dengan swalayan dan toko oleh-oleh di Kukar. Harapannya, produk olahan dari Loa Raya bisa menembus pasar yang lebih luas dan memberikan keuntungan lebih besar bagi petani.
“Kita mau petani tidak hanya panen dan menjual mentah. Harus bisa olah, kemas, dan jual sendiri,” tambahnya.
Dengan strategi ini, Martin yakin ketergantungan pada tengkulak bisa dikurangi secara bertahap. Ia berharap masyarakat bisa lebih mandiri dan sistem distribusi yang adil bisa terwujud.
“Kalau kita kelola dari hulu sampai hilir, ekonomi desa pasti tumbuh. Ini yang sedang kami bangun bersama masyarakat,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo Kukar)

