GPIB Bukit Benua Balikpapan menggelar ibadah bertema budaya Toraja pada Minggu (2/3/2025). (adv/)

Portalsembilan.com, BALIKPAPAN – Sebagai bentuk apresiasi terhadap keberagaman budaya dalam kehidupan beragama, GPIB Bukit Benua Balikpapan menggelar ibadah bertema budaya Toraja pada Minggu (2/3/2025).
Ibadah ini mengusung konsep unik dengan menghadirkan berbagai elemen khas Toraja, seperti penggunaan bahasa daerah dalam pembacaan firman Tuhan, lagu-lagu rohani berirama khas, serta penggunaan pakaian adat oleh jemaat dan pelayan ibadah.
Selain sebagai sarana ibadah, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan budaya dan mempererat kebersamaan antarjemaat. Ketua panitia acara, Pdt. Markus P., menyampaikan bahwa ibadah ini merupakan bagian dari program gereja dalam merayakan keberagaman yang ada di dalam tubuh Kristus.
“Kami ingin setiap jemaat merasakan bahwa gereja adalah tempat untuk semua orang, terlepas dari latar belakang budayanya. Ini juga menjadi momen untuk belajar lebih dalam tentang budaya yang ada di sekitar kita,” jelasnya.
Anggota DPRD Kota Balikpapan, Nelly Turuallo, yang turut hadir dalam ibadah ini, memberikan apresiasi kepada panitia dan jemaat yang telah berpartisipasi aktif dalam menyukseskan acara tersebut.
“Saya sangat senang bisa hadir dalam ibadah ini. Ini bukan hanya sebuah ibadah, tetapi juga perayaan tentang bagaimana budaya dan agama bisa berjalan berdampingan dalam harmoni,” ujarnya.
Menurut Nelly, gereja memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai keberagaman dan toleransi di tengah masyarakat.
Sebagai bagian dari hasil dari ibadah ini, jemaat Toraja yang hadir membentuk komunitas baru guna terus menjaga dan mengembangkan nilai budaya mereka dalam kehidupan gereja.
“Dengan adanya kegiatan ini, kita diingatkan kembali bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung di gereja-gereja lainnya,” pungkasnya.
Dengan suksesnya acara ini, diharapkan semakin banyak gereja yang mengadopsi konsep ibadah budaya untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat yang multikultural. (/ADV/DPRD Balikpapan)

