Kejurnas KORMI Kaltim 2024. *(adv)

Portalsembilan.com, Samarinda – Riuh tepuk tangan akan bergemuruh di arena Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) di Kalimantan Timur. Namun, ini bukan sekadar kompetisi olahraga biasa. Di balik sorak-sorai, ada upaya besar untuk menjaga jati diri budaya Kalimantan Timur melalui olahraga tradisional.
Ajang yang digagas oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim ini mengemban dua misi utama. Pertama, menyiapkan atlet terbaik untuk bertarung di Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) 2025. Kedua, lebih mulia lagi, memperkenalkan kekayaan olahraga tradisional khas Kaltim kepada generasi muda dan masyarakat luas.
“Kejurnas ini bukan hanya soal menang atau kalah. Ini adalah panggung untuk melestarikan identitas budaya kita melalui olahraga,” ujar A.A. Bagus Surya Sugiarta, Kepala Bidang Pembudayaan Dispora Kaltim, dengan penuh semangat.
Beberapa cabang olahraga yang ditampilkan menjadi bukti nyata bagaimana budaya dan kompetisi dapat bersinergi. Olahraga sumpit, misalnya, menjadi simbol kebijaksanaan leluhur dalam berburu, kini diubah menjadi alat untuk mengasah ketepatan dan konsentrasi. Begitu pula dengan ketapel tradisional, yang dulu akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, kini kembali menggema di arena pertandingan.
“Olahraga tradisional seperti ini membawa cerita. Mereka adalah warisan yang tak ternilai harganya. Kami ingin generasi muda melihatnya bukan hanya sebagai permainan, tetapi sebagai bagian dari sejarah yang harus dijaga,” tambah Bagus.
Selain menjadi ajang pelestarian budaya, Kejurnas KORMI juga menjadi medan tempur para atlet dari berbagai daerah. Ketegangan terasa ketika para peserta unjuk kemampuan, saling mengukur ketangguhan fisik dan mental.
“Persaingan di sini sangat ketat. Para atlet tidak hanya diuji kemampuannya, tetapi juga mental bertandingnya. Ini pengalaman berharga untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi yang lebih besar,” ujar Bagus, optimistis.
Namun, lebih dari sekadar kompetisi, Kejurnas ini membawa misi yang jauh lebih besar. Melalui ajang ini, Dispora Kaltim ingin memastikan bahwa olahraga tradisional bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang di tengah arus modernisasi.
“Kami ingin olahraga tradisional ini tidak hanya dikenang, tetapi juga menjadi bagian hidup masyarakat modern. Ini bukan soal olahraga semata, tetapi tentang identitas budaya yang terus hidup,” tegas Bagus. (*)
(adv)

