Portalsembilan.com, Samarinda – Keberhasilan para atlet Kalimantan Timur (Kaltim) di ajang Pra Popnas Zona IV di Kendari bukan sekadar cerita tentang kemenangan. Bagi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, ini adalah cerminan potensi besar yang perlu digarap lebih serius untuk menghadapi tantangan lebih berat di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025.
Namun, perjalanan menuju panggung nasional itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Rasman, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, menyebut kekuatan fisik para atlet sebagai pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Evaluasi usai pertandingan melawan Jawa Timur di Pra Popnas menunjukkan kelemahan yang tidak bisa dibiarkan berlarut.
“Kita punya talenta hebat, tetapi itu tidak cukup jika fisik mereka belum siap. Stamina dan daya tahan adalah dua hal yang harus menjadi prioritas,” ujar Rasman, dengan nada tegas.
Dispora Kaltim telah memetakan tujuh cabang olahraga unggulan—Sepak Bola, Bola Basket, Bola Voli, Bulutangkis, Pencak Silat, Tinju, dan Tenis Lapangan. Namun, tantangan terbesar bukan sekadar memilih cabang olahraga, melainkan membangun sistem pelatihan yang lebih terstruktur. Rasman mengakui, program latihan selama ini masih harus ditingkatkan, terutama untuk menyiapkan atlet yang benar-benar siap bertarung di level nasional.
“Latihan fisik yang sporadis tidak akan membawa kita ke mana-mana. Ini bukan sekadar soal memenangkan pertandingan, tetapi bagaimana menciptakan atlet yang mampu bersaing di level nasional dengan konsistensi,” jelasnya.
Kemenangan di Pra Popnas bukanlah alasan untuk berpuas diri. Rasman mengingatkan bahwa euforia kemenangan harus segera diubah menjadi semangat untuk bekerja lebih keras. Ia meminta para pelatih dan atlet untuk tetap fokus dan menjaga motivasi demi target besar di 2025.
“Ini bukan akhir, tapi awal. Popnas adalah panggung sesungguhnya. Kita harus memastikan bahwa Kalimantan Timur tidak hanya hadir, tetapi juga diperhitungkan,” tegasnya.
Bagi Kaltim, Popnas 2025 adalah lebih dari sekadar kompetisi. Ini adalah ajang pembuktian, bahwa daerah yang sering disebut sebagai “lumbung sumber daya alam” juga mampu menjadi lumbung atlet berkelas nasional. Dispora Kaltim tahu, misi ini membutuhkan lebih dari sekadar talenta—dibutuhkan sistem yang membangun, pelatih yang visioner, dan semangat juang yang tak pernah padam. (*)
(adv/dispora)