Portalsembilan.com, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) mulai merancang strategi besar menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025. Keberhasilan di Pra-Popnas Wilayah IV di Kendari menjadi loncatan awal untuk meraih target yang lebih tinggi. Namun, ada sesuatu yang berbeda kali ini—Dispora Kaltim mengubah cara berpikir tentang pembinaan atlet.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pola lama. Perubahan harus dilakukan sejak awal untuk menciptakan atlet yang tangguh dan berdaya saing,” ujar Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga.
Strategi baru ini mencakup pendekatan berbasis teknologi. Program pemantauan daring yang digagas Dispora memungkinkan pelatih dan atlet tetap terhubung meski terhalang jarak. Lewat program ini, atlet diwajibkan melaporkan perkembangan kondisi fisik dan latihan mereka secara real-time.
“Kami memahami tantangan anggaran, tetapi inovasi ini memberi solusi. Semua atlet tetap bisa berlatih maksimal di bawah pengawasan pelatih, meskipun secara virtual,” ungkap Rasman.
Namun, tak hanya soal teknologi, seleksi ketat juga menjadi elemen utama. Dispora Kaltim fokus pada atlet yang meraih medali emas dan perak sebagai ujung tombak kontingen. Atlet peraih perunggu tetap masuk radar, tapi dengan prioritas yang berbeda.
“Ini soal efisiensi. Kita harus memaksimalkan potensi dari mereka yang sudah terbukti unggul. Tapi, peluang untuk atlet lain tetap terbuka jika ada arahan dari Pemprov,” jelas Rasman.
Pendekatan ini tidak hanya soal menang atau kalah, melainkan membangun mental juara sejak awal. Atlet diharapkan tidak hanya fokus pada fisik, tetapi juga komitmen, kedisiplinan, dan tanggung jawab terhadap target besar.
“Persiapan ini lebih dari sekadar latihan. Ini adalah fondasi untuk mencetak generasi atlet yang bermental kuat dan siap bersaing di tingkat nasional,” tambah Rasman.
Dispora Kaltim percaya, dengan strategi matang dan konsistensi, prestasi besar bukanlah hal yang mustahil. “Kaltim punya potensi besar. Dengan persiapan serius, podium Popnas 2025 adalah tujuan yang realistis,” tutupnya. (*)
(adv/dispora)