
Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura resmi meluncurkan agenda Erau Adat 2025, sebuah pesta budaya tahunan yang menjadi ikon kearifan lokal dan warisan leluhur di Bumi Etam.
Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilin Noor, menegaskan bahwa pelaksanaan Erau tahun ini terbagi dalam dua ranah besar. Pertama, prosesi adat yang sepenuhnya ditangani oleh pihak Kesultanan. Kedua, kegiatan seremonial dan penunjang yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.
“Agenda pemerintah akan dimulai pada (21/9/2025) dengan upacara pembukaan di Stadion Rondong Demang pukul 09.00 WITA. Insyaallah akan dihadiri Menteri Pariwisata, Gubernur Kaltim, dan Bupati Kukar. Namun, secara adat, pembukaan tetap dilakukan oleh Sultan Kutai,” ujar Thauhid.
Rangkaian pembukaan akan menampilkan kirab budaya dan prosesi seserahan yang diikuti 20 kecamatan serta berbagai paguyuban. Sebanyak 400 pelajar turut ambil bagian dalam tari massal yang memeriahkan suasana. Setelah itu, dilanjutkan dengan Expo Erau di halaman parkir Stadion Rondong Demang yang berlangsung hingga (28/9/2025). Expo ini menghadirkan OPD, BUMD, pelaku usaha, hingga UMKM lokal sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan agenda Berseprah pada Kamis (25/9/2025), di depan Museum Mulawarman. Tradisi makan bersama masyarakat sepanjang jalan ini akan kembali digelar dengan tetap menjaga pakem adat.
Sementara itu, pihak Kesultanan sudah memulai prosesi sakral sejak awal September. Pangeran H. Heriansyah menjelaskan bahwa Sultan dan kerabat telah melaksanakan jarah ke makam para raja dan leluhur di Kutai Lama, serta ritual besawai di keraton sebagai bentuk komunikasi dengan alam gaib.
“Prosesi ini adalah tradisi turun-temurun sejak masa Aji Batara Agung Dewa Sakti. Jika dahulu bisa berlangsung hingga 40 hari, kini kita ringkas menjadi tujuh hari. Ada haudyama sebagai doa untuk leluhur, hingga prosesi beluluh yang memaknai pembersihan diri Sultan dari energi negatif agar siap memimpin rakyatnya,” terang Pangeran Heriansyah.
Erau Adat 2025 tidak hanya menjadi pesta rakyat, tetapi juga ruang perekat persatuan. Seperti filosofi “Empat Bucu Pasak Bumi” yang menjadi fondasi Kesultanan, Erau diharapkan mampu memperkuat adat, budaya, persaudaraan, dan persatuan masyarakat Kutai Kartanegara. (Yeni Adhayanti)