Kegiatan MGMP.
Portalsembilan.com, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara terus memperluas penggunaan perangkat Chromebook di sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) sebagai bagian dari upaya meningkatkan pembelajaran berbasis teknologi. Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperkuat kapasitas guru dalam menghadapi era digital.
Pada hari Jumat (25/4/2025), kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) digelar di Aula Disdikbud Kukar untuk memberikan pelatihan langsung kepada para guru. Plt Kepala Bidang SMP Disdikbud Kukar, Emi Rosana Saleh, menyampaikan bahwa hampir semua SMP di Kutai Kartanegara telah dilengkapi dengan Chromebook. Namun, masih ada tantangan dalam memastikan bahwa seluruh guru siap untuk memanfaatkan perangkat tersebut secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar.
“Fasilitas sudah tersedia, tapi pemahaman guru soal teknologi ini belum merata. Karena itu, kami jadikan MGMP sebagai ruang pelatihan langsung agar guru terbiasa mengintegrasikan Chromebook dalam metode pembelajaran,” jelas Emi Rosana Saleh.
Emi juga menekankan bahwa peningkatan literasi digital di kalangan guru menjadi kunci utama dalam suksesnya penerapan teknologi di ruang kelas. Menurutnya, penguasaan perangkat saja tidak cukup; guru harus dapat menjadikan teknologi sebagai alat untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif.
“Teknologi bukan sekadar alat bantu. Dengan Chromebook, kita bisa ubah kelas jadi lebih hidup dan partisipatif. Ini yang sedang kami dorong terus,” ujarnya.
Pelatihan dalam MGMP kali ini tidak hanya difokuskan pada teori, tetapi juga memberikan pengalaman praktis dalam menggunakan fitur-fitur utama Chromebook untuk mendukung pengajaran berbasis kolaborasi. Para guru langsung mencoba aplikasi pendidikan yang relevan dengan metode pengajaran yang lebih interaktif.
Disdikbud Kukar juga bekerja sama dengan Komunitas Belajar Kukar Pintar Idaman (KBKPI), yang terdiri dari 30 Google Certified Trainer (GCT). Mereka berperan aktif dalam mendampingi guru-guru dalam pelatihan digital.
“Kalau dua hari pelatihan belum cukup, kami lanjutkan lewat webinar atau kunjungan ke sekolah. Tujuannya, guru bisa terus belajar tanpa batasan tempat dan waktu,” tambah Emi.
Dengan pendekatan berkelanjutan ini, Disdikbud Kukar berharap dapat meningkatkan kepercayaan diri para guru dalam menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Emi menekankan bahwa siswa masa kini sudah tumbuh di era digital, sehingga para guru juga harus siap beradaptasi dan bahkan melampaui kemampuan digital siswa agar pengajaran tetap relevan.
“Anak-anak sekarang sudah digital native. Maka guru pun harus bisa mengejar dan bahkan melampaui mereka dalam hal teknologi agar pengajaran tetap relevan,” jelas Emi.
Bagi Emi, pemanfaatan Chromebook lebih dari sekadar penguasaan perangkat. Ini merupakan bagian dari visi besar dalam membangun ekosistem pembelajaran yang lebih adaptif, dinamis, dan inklusif di Kutai Kartanegara.
“Chromebook hanyalah alat, tapi lewat alat ini, kita menanamkan semangat belajar yang baru lebih terbuka, lebih kolaboratif, dan tentu saja lebih menyenangkan,” tutup Emi. (ADV/Disdik Kukar/AR)

