Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono. (adv/)

Portalsembilan.com, BALIKPAPAN – Pasar tradisional di Balikpapan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui penerapan transaksi digital menggunakan QRIS. Inisiatif ini mendapat apresiasi dari DPRD Kota Balikpapan yang menilai langkah ini sebagai upaya modernisasi pasar tradisional agar semakin kompetitif dan mempermudah transaksi bagi pedagang maupun pembeli.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono, mengatakan bahwa digitalisasi transaksi tidak hanya memberikan kemudahan, tetapi juga meningkatkan keamanan dalam bertransaksi. Dengan adanya QRIS, pedagang dapat lebih mudah mencatat pemasukan harian dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai. Selain itu, pembeli juga diuntungkan karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
“Dengan QRIS, pedagang bisa lebih mudah mencatat transaksi dan tidak perlu repot menyimpan uang tunai dalam jumlah besar. Ini juga lebih aman bagi pembeli karena mengurangi risiko kehilangan atau uang palsu,” ujar Budiono, Senin (24/2/2025).
Menurutnya, digitalisasi pasar tradisional harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, DPRD menekankan pentingnya peningkatan fasilitas pasar, termasuk jaringan internet yang stabil dan sistem pendukung lainnya agar transaksi digital dapat berjalan optimal. Salah satu fokus utama DPRD saat ini adalah revitalisasi Blok D di Pasar Klandasan yang masih dalam tahap perencanaan anggaran. Perbaikan fasilitas di pasar ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi pedagang dan pengunjung.
“Selain transaksi digital, kita juga harus memastikan fasilitas pasar semakin baik agar pembeli dan pedagang merasa lebih nyaman. Jika pasar ditata dengan baik, maka daya saingnya akan semakin meningkat,” tambahnya.
Budiono juga menegaskan bahwa DPRD akan mendorong pelatihan kepada pedagang agar mereka lebih siap beradaptasi dengan sistem transaksi digital. Sosialisasi terkait penggunaan QRIS di pasar tradisional akan terus dilakukan agar pedagang memahami manfaatnya secara maksimal.
“Tidak semua pedagang terbiasa dengan sistem digital, maka dari itu pendampingan sangat diperlukan. Kami ingin memastikan bahwa mereka benar-benar memahami cara kerja QRIS sehingga mereka bisa menggunakannya dengan mudah,” jelasnya.
DPRD Balikpapan berharap bahwa penerapan QRIS di pasar tradisional dapat menjadi contoh bagi daerah lain dan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Balikpapan. Dengan adanya modernisasi ini, pasar tradisional tetap bisa menjadi pusat perbelanjaan utama masyarakat, bersaing dengan toko modern tanpa kehilangan ciri khasnya.
(nur/ADV/DPRD Balikpapan)

