Portalsembilan.com, TENGGARONG – Kedai Putbel di Jalan Stadion Tenggarong menghadirkan beragam kue basah khas Kutai yang selalu diminati pelanggan, terutama saat bulan Ramadan. Di antara pilihan kue yang ada, podang kentang dan agar-agar busa menjadi menu yang paling laris.
Podang kentang, dengan teksturnya yang lembut dan rasa manis yang pas, menjadi favorit masyarakat. Kue ini sering diburu sebagai menu berbuka puasa karena dianggap ringan namun mengenyangkan. Proses pembuatannya pun cukup menarik, di mana adonan dipanggang dengan suhu sedang untuk menghasilkan kue yang lembut dan matang merata.
“Podang kentang menjadi primadona setiap Ramadan. Banyak pelanggan yang memesan untuk berbuka puasa atau bahkan untuk hantaran keluarga,” ujar Ulfa, pemilik Kedai Putbel.
Tidak hanya podang kentang, agar-agar busa juga menjadi salah satu menu yang paling diminati, terutama oleh anak-anak. Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan warna yang menarik, menjadikannya pilihan yang menyenangkan untuk berbuka puasa.
Kualitas dan Keseimbangan Rasa Jadi Kunci
Ulfa menjelaskan bahwa salah satu alasan kue-kue di Kedai Putbel banyak diminati adalah karena kualitas bahan dan rasa yang selalu konsisten. Ia memastikan setiap kue dibuat dengan bahan-bahan segar dan resep yang autentik, sehingga pelanggan merasa puas.
“Kami selalu menjaga kualitas kue yang dijual, baik yang kami buat sendiri maupun yang dititipkan oleh pembuat kue lokal. Ini penting agar pelanggan terus kembali,” kata Ulfa.
Selain itu, Ulfa menambahkan bahwa variasi rasa juga menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya, bingkak yang tersedia dalam rasa original, pandan, dan gula merah, menawarkan pengalaman berbeda bagi pelanggan.
Harapan untuk Masa Depan Kuliner Kutai
Ulfa berharap usahanya dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari pelestarian kuliner tradisional Kutai. Menurutnya, dengan semakin banyaknya anak muda yang mengenal kue-kue khas ini, maka tradisi kuliner Kutai dapat terus hidup.
“Saya ingin anak-anak muda, terutama generasi milenial, tidak melupakan kuliner tradisional kita. Dengan cara ini, kita tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga membantu UMKM lokal,” tutup Ulfa.
(adv)