Portalsembilan.com, Kukar – Di tengah gempuran makanan cepat saji dan tren kuliner global, Mamy.food hadir sebagai pionir yang menggabungkan cita rasa tradisional Indonesia dengan kemasan modern yang menarik. Dewi Qamara, pendiri Mamy.food, ingin menunjukkan bahwa kuliner Nusantara tidak hanya lezat, tetapi juga bisa disajikan dengan cara yang segar dan relevan di mata generasi muda.
Mamy.food, yang dirintis Dewi sejak 2022, bertujuan untuk menghidupkan kembali minat generasi milenial terhadap makanan tradisional.
“Kami ingin menjembatani kuliner Nusantara dengan gaya hidup modern anak muda. Makanan tradisional itu tidak hanya enak, tapi juga bisa stylish,” jelas Dewi yang penuh semangat.
Menu andalan Mamy.food seperti nasi kuning, nasi liwet, hingga keropok mihun, kini tampil dalam kemasan praktis dan estetis yang cocok untuk segala suasana, dari pertemuan formal hingga hadiah personal.
“Kami menyajikan makanan tradisional dengan cara yang mudah dibawa, mudah dinikmati, dan tentu saja cocok untuk Instagram,” ujar Dewi.
Penting bagi Dewi untuk membuktikan bahwa makanan tradisional bisa tetap relevan dan menarik tanpa kehilangan esensinya. Dengan desain kemasan yang modern dan ramah pengguna, Mamy.food berhasil memikat hati anak muda yang semakin menyukai segala hal yang praktis dan fotogenik.
“Kami tahu anak muda suka yang simpel dan keren, jadi kami hadir dengan makanan yang bukan hanya lezat tetapi juga memanjakan mata,” tambah Dewi.
Konsep ini terbukti efektif, karena banyak konsumen muda yang sekarang lebih memilih Mamy.food sebagai pilihan kuliner yang kekinian.
Selain mengedepankan rasa dan visual, Mamy.food juga memberi dampak sosial melalui program sedekah online. Dengan donasi minimal Rp15.000, pelanggan bisa berkontribusi untuk membantu sesama.
“Bisnis ini tidak hanya soal keuntungan, tapi juga memberi dampak positif. Kami ingin semua orang bisa berbagi kebaikan,” kata Dewi.
Dengan program sosial ini, Mamy.food berhasil menjangkau pelanggan yang ingin menikmati makanan sambil berbagi kebaikan dengan cara yang mudah dan transparan. Respon positif dari pelanggan menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli dengan kualitas produk, tetapi juga dengan nilai-nilai sosial yang dibawa oleh Mamy.food.
Dewi berharap Mamy.food bisa menjadi pionir dalam membawa makanan tradisional Indonesia ke panggung kuliner dunia.
“Makanan tradisional Indonesia memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas. Kami ingin memperkenalkan makanan ini lebih jauh, bahkan ke pasar internasional,” ujar Dewi dengan penuh harapan.
Mamy.food kini tersedia di simpang Odah Etam setiap malam Minggu dan juga dapat dipesan secara online. Dengan kombinasi rasa otentik, kemasan menarik, dan program sosial yang inspiratif, Mamy.food berusaha untuk menjaga agar makanan tradisional tetap hidup, modern, dan terus relevan di hati masyarakat, terutama generasi muda.
“Kami percaya makanan tradisional Indonesia bisa menjadi ikon budaya dunia,” tutup Dewi.
(adv/*ari)