Portalsembilan,Kutai Kartanegara – Sungai Mahakam, yang telah lama menjadi pusat budi daya ikan bagi masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar), kini menghadapi tantangan serius akibat pencemaran dan fenomena alam yang semakin mengkhawatirkan. Para petani ikan yang menggantungkan hidupnya pada sungai ini harus berjuang keras mempertahankan produktivitas mereka di tengah ancaman fluktuasi kualitas air dan pencemaran.
Sungai Mahakam dikenal sebagai salah satu sumber air utama yang digunakan oleh petani ikan untuk membenihkan dan membudidayakan berbagai jenis ikan. Dengan memanfaatkan lahan-lahan subur di sekitar sungai, petani ikan di Kukar telah berhasil memanfaatkan sumber daya alam ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat setempat. Namun, kondisi ini tidak selamanya berjalan mulus.
Kepala Dinas Perikanan Kukar, Muslik, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh petani ikan adalah ketidakstabilan kualitas air sungai. Fluktuasi kualitas air menjadi ancaman nyata yang mempengaruhi kelangsungan budi daya ikan di Sungai Mahakam.
“Sungai Mahakam ini kan tidak bisa kita kontrol airnya. Kadang kualitas airnya bagus, kadang tidak. Ini yang menyulitkan petani ikan,” kata Muslik.
Fenomena alam seperti bangar, yaitu perubahan warna air sungai menjadi keruh akibat sedimentasi, juga menjadi masalah serius yang mengancam keberlanjutan sektor budi daya ikan di sungai tersebut. Air yang keruh dan penuh sedimen membuat ikan sulit bertahan hidup, sehingga produktivitas petani ikan menurun drastis.
Pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan Kukar telah berupaya mengatasi permasalahan ini dengan meluncurkan berbagai program bantuan bagi petani ikan, termasuk penyuluhan dan pemberian sarana prasarana pendukung. Pengawasan ketat juga dilakukan untuk memastikan tidak ada aktivitas yang mencemari sungai, guna melindungi kelestarian Sungai Mahakam dan mendukung keberlanjutan budi daya ikan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan sektor budi daya ikan di Sungai Mahakam dapat terus berkembang, meski tantangan pencemaran dan fluktuasi kualitas air terus menghantui. Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga kelangsungan usaha ini dan perekonomian Kukar yang bergantung pada sektor perikanan.
(ADV)

