Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Sebuah insiden yang dimulai dari pertengkaran pasangan sejoli berakhir dengan tindakan genting yang menegangkan di Sungai Mahakam, Jalan Robert Wolter Monginsidi, Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong, pada Senin sore (29/12/2025). Seorang perempuan terjun ke Sungai Mahakam setelah berantem dengan pasangannya, dan pria tersebut yang segera melompat untuk menyelamatkannya malah terjebak di bawah dinding turap yang tinggi. Kejadian ini berhasil ditangani dengan sigap oleh Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmatan) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang mengerahkan personel dan peralatan khusus untuk mengevakuasi kedua korban.
Kronologi kejadian mulai dari bentrokan yang memanas antara pasangan tersebut di sekitar tepi Sungai Mahakam. Perdebatan yang tidak teratasi membuat sang perempuan emosional dan tanpa ragu melompat ke dalam air. Melihat keadaan itu, pria tersebut yang diduga adalah pasangannya langsung mengikuti langkahnya untuk menyelamatkan. Beruntung, ia berhasil mencapai sang perempuan dan membawanya mendekati tepi sungai. Namun, harapan mereka untuk naik kembali ke darat segera terhalang oleh dinding turap yang cukup tinggi dan licin. Pria tersebut terpaksa bergelantungan di air, menahan diri pada seutas tali kecil yang tersangkut di dinding, sementara arus sungai mulai membanjiri tubuhnya dan sang perempuan berada di posisi yang sedikit lebih aman namun masih terjebak di tepian bawah.
Laporan darurat pertama diterima oleh Redkar TEA pada pukul 16.35 WITA, yang kemudian segera meneruskannya ke Damkarmatan Kukar. Tanpa menunda, Kepala Damkarmatan Kukar, Fida Hurasani, memberikan perintah untuk tim bergerak secepat mungkin.
“Saya segera menyadari bahwa kondisi ini sangat berbahaya. Pria tersebut sudah terjebak di air, dan arus Sungai Mahakam pada sore hari tidak bisa diremehkan. Setiap detik yang terlewat berpotensi membuat kondisinya semakin parah, bahkan berisiko tenggelam,” ujar Fida, yang secara langsung memantau proses evakuasi dari posko koordinasi yang segera dibentuk di lokasi kejadian.
Damkarmatan Kukar mengerahkan enam personel berpengalaman, Oktavianus Rijing, Adimas Bagus Saputra, Normansyah, M. Andra Gilang Saputra, Adi Prayogi, dan Deny Irwansyah. Mereka berangkat dengan dua unit, satu unit rescue yang dilengkapi peralatan evakuasi air seperti tali penyelamat, pelampung, tangga penyelamat, dan life jacket; serta satu unit ambulance yang dibawahi dua personel untuk memberikan pertolongan pertama. Tim tiba di lokasi tepat pada pukul 16.39 WITA hanya dalam waktu 4 menit setelah menerima laporan.
Setelah tiba, tim segera melakukan penilaian situasi secara cermat. Satu kelompok ditugaskan untuk menolong pria yang terjebak, sementara kelompok lain fokus pada sang perempuan. Untuk menyelamatkan pria tersebut, tim menggunakan tangga penyelamat yang diikatkan pada titik aman di atas dinding turap. Salah satu personel dengan hati-hati turun menggunakan tangga, mengenakan life jacket, dan mengikatkan tali penyelamat ke tubuh pria tersebut. Setelah memastikan tali kuat dan posisi aman, tim di atas menariknya perlahan-lahan hingga berhasil mencapai darat dengan selamat pada pukul 16.45 WITA.
Namun, situasi menjadi sedikit menantang ketika menangani sang perempuan. Ia menunjukkan reaksi menolak dan melawan ketika tim mencoba menolongnya naik menggunakan tangga. Menghadapi kondisi ini, Fida Hurasani yang terus berkomunikasi dengan tim di lapangan memutuskan untuk menyerahkan penanganan sang perempuan ke Polairud terdekat, yang baru saja tiba di lokasi menggunakan speed boat. Dengan bantuan speed boat, Polairud berhasil mendekati sang perempuan dan membawanya ke darat dengan selamat pada pukul 16.48 WITA membuat seluruh proses evakuasi berlangsung hanya dalam 13 menit.
Kedua korban kemudian dibawa ke ambulance untuk diperiksa kesehatan. Beruntung, keduanya tidak mengalami cedera serius hanya kelelahan, ketakutan, dan sedikit luka gesek akibat kontak dengan batu dan dinding turap. Mereka kemudian diberikan penanganan medis dan kemudian diserahkan ke pihak berwenang untuk pemahaman lebih lanjut mengenai penyebab pertengkaran dan terjunnya sang perempuan ke sungai. Sampai saat ini, penyebab pasti dari pertengkaran dan tindakan sang perempuan masih sedang diselidiki oleh pihak terkait.
Setelah insiden selesai dan situasi terkendali, Fida Hurasani mengapresiasi penuh kinerja personel Damkarmatan yang terlibat.
“Saya sangat bangga dengan tim saya yang bekerja dengan sigap, cermat, dan penuh keberanian. Mereka mampu menangani situasi yang menegangkan dan tidak terduga dengan baik, terutama ketika sang perempuan menunjukkan reaksi menolak. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berkoordinasi dengan Polairud juga menjadi kunci keberhasilan evakuasi ini. Ini adalah hasil dari latihan rutin dan dedikasi mereka yang selalu siap melayani masyarakat tanpa pamrih,” tegasnya.
Fida juga menyampaikan rasa lega yang mendalam karena kedua korban selamat.
“Kita beruntung bahwa insiden ini berakhir dengan hasil yang baik. Tanpa kecepatan tanggapan tim dan kerjasama yang baik dengan Redkar TEA serta Polairud, kemungkinan besar situasi akan menjadi lebih parah, bahkan berpotensi menimbulkan korban jiwa,” ujarnya dengan nada lega.
Dalam kesempatan yang sama, Fida Hurasani mengambil kesempatan ini untuk mengimbau kepada seluruh warga Kabupaten Kutai Kartanegara untuk lebih bijak dalam menyelesaikan konflik dan waspada terhadap potensi bahaya di sekitar perairan.
“Pertengkaran adalah hal yang biasa terjadi, tapi kita harus mencari cara untuk menyelesaikannya dengan tenang dan bijak, bukan dengan tindakan yang berisiko seperti ini. Selain itu, Sungai Mahakam adalah sumber kehidupan bagi banyak warga Kukar, tapi kita harus selalu menghargai kekuatannya. Jangan mendekati tepi yang tidak aman, terutama ketika emosional atau dalam kondisi tidak sehat. Jika melihat seseorang dalam kesulitan di air, segera hubungi Damkarmatan, Polairud, atau layanan darurat lainnya jangan coba menyelamatkan sendiri tanpa peralatan dan pengetahuan yang cukup, karena bisa menambah korban,” pesan Fida yang penuh makna.
Kejadian ini menjadi bukti lagi komitmen Damkarmatan Kukar dalam memberikan pelayanan penyelamatan yang profesional, cepat, dan adaptif, serta pentingnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola emosi dan keselamatan di sekitar perairan.
(Yeni Adhayanti)

