Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Malam Minggu (21/12/2025), menjadi saksi pertemuan yang penuh makna ketika para insan pers berkumpul untuk menggelar acara bekesah dengan tema “Pers Berkualitas di Tengah Arus Viral, Strategi Bertahan dan Adaptasi”. Di tengah suasana yang hangat, dipenuhi tawa dan obrolan antarkawan, momen yang mengubah nuansa acara muncul ketika Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri mengambil alih panggung untuk berbagi rencana besar yang dia sebut sebagai “rencana penyejajaran” upaya untuk menghilangkan jeda antara kebijakan pemerintah, implementasi teknis oleh perangkat daerah, dan aspirasi yang sebenarnya dirasakan oleh masyarakat melalui diskusi tematik yang terstruktur.
“Ya teman-teman, kita berdiskusi hari ini di acara insan pers bekesah di Taman Tanjong tempat yang indah dan penuh kehangatan. Dan saya rasa, tempat ini sangat cocok untuk membicarakan sesuatu yang akan membangun kehangatan hubungan antara pemerintah dan rakyat kita,” ujar Bupati Basri dengan senyum ramah yang langsung membuat hadirin merasa dekat.
Dia mulai pembicaraannya dengan menyoroti pentingnya proses menyatukan persepsi yang seringkali terpecah-pecah di antara berbagai pihak.
“Proses untuk menyatukan persepsi seperti ini, itu menjadi sesuatu yang sangat penting bukan hanya untuk acara hari ini, tapi untuk kemajuan yang berkelanjutan di Kutai Kartanegara,” jelasnya dengan nada yang serius namun tetap ramah.
Setelah merespons dengan baik semua masukan yang didapat dari hadirin sebagian besar dari kalangan insan pers yang selalu jujur dalam memantau kebijakan pemerintah Bupati Aulia Rahman Basri mengumumkan rencana yang akan diwujudkan ke depan.
“Mudah-mudahan ke depan, dalam diskusi-diskusi seperti ini, kita bisa bikin diskusi tematik. Konsepnya sederhana tapi sangat efektif, kita fokus pada satu bidang saja setiap kali berdiskusi, sehingga pembicaraan bisa mendalam dan menghasilkan solusi yang nyata,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa konsep diskusi tematik ini akan diterapkan pada bidang infrastruktur sebagai langkah awal.
“Misalnya, kalau kita mau bicara tentang infrastruktur mulai dari jalan, jembatan, air bersih, sampai listrik nanti saya akan bawa kepala-kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang secara langsung menangani masalah infrastruktur. Tidak cuma kepala Dinas Pekerjaan Umum, tapi juga kepala dinas yang terkait lainnya. Kita akan berdiskusi bersama di satu meja, pemerintah, media, dan yang paling penting masyarakat yang tinggal di daerah yang akan mendapatkan dampak dari infrastrukturnya,” katanya.
Selain infrastruktur, Bupati Basri juga menambahkan bahwa diskusi tematik akan dilanjutkan ke bidang pendidikan salah satu sektor yang selalu menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Kalau kita bicara tentang pendidikan, kita bisa membawa kepala-kepala OPD yang menangani masalah pendidikan. Mulai dari kepala Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, mahasiswa, sampai orang tua yang memiliki anak di sekolah. Semua pihak akan memiliki suara yang sama pentingnya,” jelasnya.
Tujuan utama dari semua ini, menekannya, adalah untuk memastikan bahwa antara kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, implementasi teknis yang dilakukan oleh OPD, dan apa yang dirasakan oleh masyarakat bisa saling sejalan sehingga tidak ada lagi kasus kebijakan yang bagus tapi gagal dalam pelaksanaan, atau pelaksanaan yang rapi tapi tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat.
“Bukan lagi kebijakan yang hanya dibuat di ruang rapat gedung pemerintah tanpa melihat realitas di lapangan. Tidak lagi implementasi yang tergesa-gesa dan tidak memperhatikan dampak jangka panjang. Dan tidak lagi masyarakat yang merasa terpinggirkan dan tidak didengar ketika mereka merasakan hasil dari kebijakan tersebut,” tegas Bupati Basri.
Dia menambahkan bahwa peran pers dalam diskusi tematik ini akan sangat krusial sebagai jembatan komunikasi yang objektif dan pemantau yang jujur.
“Pers akan menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat menyampaikan aspirasi rakyat ke pemerintah, dan memberitakan kebijakan pemerintah ke rakyat dengan cara yang jelas dan tidak memutarbalikkan fakta. Pers juga akan menjadi pemantau apakah kebijakan yang disepakati dalam diskusi tematik itu benar-benar diimplementasikan dengan baik,” katanya.
Selanjutnya, Bupati Basri menguraikan secara detail bagaimana mekanisme diskusi tematik ini akan berjalan sehari-hari.
“Kebijakan nanti akan dibuat oleh kami selaku pemerintah daerah dengan mempertimbangkan semua masukan yang didapat dari diskusi tematik. Kemudian, Organisasi Perangkat Daerah akan melaksanakan kerangka teknisnya dengan penuh tanggung jawab selalu mengingat tujuan kebijakan awal yang sudah disepakati bersama. Dan masyarakat selaku yang merasakan dampaknya, itu bisa juga memberikan komentar, saran, bahkan kritik terkait dengan program-program yang sudah kita lakukan. Tidak ada larangan untuk berbicara jujur, asalkan dengan cara yang sopan dan konstruktif,” paparnya.
Dia memberikan contoh nyata untuk memudahkan hadirin memahami konsep ini.
“Misalnya, kalau pemerintah ingin membangun jalan raya di Desa X yang sering macet dan menyulitkan warga, diskusi tematik akan mengundang kepala Dinas Pekerjaan Umum, kepala Desa X, tokoh masyarakat di Desa X, dan juga warga yang sehari-hari melewati jalan itu. Pers akan meliput semua proses diskusi itu secara transparan. Sehingga kebijakan pembangunan jalan itu tidak hanya berdasarkan data yang ada di kantor, tetapi juga berdasarkan pengalaman langsung warga yang tahu betul masalah apa yang mereka hadapi setiap hari. Implementasinya juga akan dipantau oleh pers dan masyarakat, sehingga tidak ada lagi kasus korupsi atau pekerjaan yang tidak memenuhi standar,” jelasnya.
Bupati Basri juga menekankan bahwa diskusi tematik ini akan diadakan secara teratur setidaknya satu kali setiap dua bulan dan terbuka untuk semua pihak.
“Kita tidak akan membuat diskusi ini sebagai acara eksklusif yang hanya dihadiri oleh orang tertentu. Semua yang ingin berpartisipasi, memberikan masukan, atau hanya ingin mendengar pembicaraan, bisa datang dengan bebas. Kita akan membuat tempat yang nyaman dan ramah, sehingga semua orang merasa nyaman untuk berbicara,” katanya. Dia berharap bahwa dengan adanya diskusi tematik ini, masyarakat akan semakin terlibat dalam proses pembangunan daerah, pemerintah akan semakin paham kebutuhan sebenarnya dari rakyat, dan OPD akan semakin efektif dalam melaksanakan kebijakan yang sudah disepakati.
“Kita semua berada di satu perahu pemerintah, pers, dan masyarakat. Tujuan kita sama, membangun Kutai Kartanegara yang lebih makmur, sejahtera, dan adil untuk semua warga. Diskusi tematik ini adalah salah satu roda yang akan membuat perahu ini berjalan lancar. Dan saya yakin, dengan dukungan dari pers yang selalu jujur dan objektif, serta partisipasi masyarakat yang antusias, kita bisa mewujudkan tujuan itu. Taman Tanjong hari ini bukan hanya tempat untuk bersantai, tapi juga tempat kelahiran rencana yang akan mengubah wajah Kukar ke depan,” pungkas Bupati Basri dengan nada yang penuh harapan. Kata-katanya langsung diterima dengan tepuk tangan meriah yang panjang dari hadirin, yang menunjukkan bahwa rencana “penyejajaran” ini benar-benar mendapatkan dukungan dan harapan dari semua pihak terutama dari kalangan insan pers yang selalu berjuang untuk kebenaran dan kesejahteraan rakyat.
Acara bekesah yang awalnya fokus pada strategi bertahan pers di era di mana konten viral seringkali menggeser berita berkualitas, akhirnya bertransformasi menjadi ajang yang melahirkan rencana besar untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat. Taman Tanjong yang indah itu, dengan udara yang segar dan pemandangan yang menenangkan, menyaksikan momen di mana pers dan pemerintah bersatu untuk satu tujuan yang mulia: membangun daerah yang lebih baik dengan cara yang bersama-sama.
(Yeni Adhayanti)

