Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Operasi gabungan penertiban hotel dan kos-kosan yang digelar di Tenggarong pada Sabtu (8/11/2025) malam, mengungkap sejumlah fakta mengejutkan. Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, DP3A, Kejaksaan, Polres, Polsek dan dinas terkait lainnya, menjaring 34 pasangan muda-mudi dari sejumlah penginapan.
Kasatpol PP Arfan boma Pratama melalui Kabid PPHD Rasidi, operasi ini awalnya menyasar perizinan dan pajak daerah hotel. Namun, dalam pelaksanaannya, petugas menemukan indikasi praktik prostitusi berdasarkan laporan warga dan pantauan media sosial.
“Target kami malam ini hotel, sebenarnya kami menyasar perizinannya, kemudian pajak daerahnya. Tapi dalam perjalanannya, kami menemukan adanya laporan warga dan dari media sosial bahwa di sini terjadi prostitusi,” ujar Rasidi.
Dari 34 pasangan yang terjaring, dua di antaranya adalah pelajar SMA. Lebih mengkhawatirkan lagi, hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan menemukan satu kasus HIV dan dua kasus sifilis.
“Ternyata hasil pemeriksaan di-tracking oleh Dinas Kesehatan dari Muartipus Kesmas, 1 HIV dan 2 sifilis. Jadi, pertimbangan kami ke depan, kegiatan ini sebenarnya untuk melakukan penjagaan,” lanjut Rasidi.
Sementara itu, Kasi P2, Awang Indra, menambahkan bahwa operasi ini menyasar empat hotel di Kelurahan Timbau dan dua kos-kosan di Kelurahan Panji. Di kos-kosan, petugas menerima laporan dari masyarakat terkait penyewaan kamar per jam, yang mayoritas dilakukan oleh pelajar.
“Untuk kos-kosan di Kelurahan Panji memang ada laporan dari masyarakat terkait kos-kosan berjam-jam penggunaan itu. Dan rata-rata pelajar semua yang menyewa kos itu,” jelas Awang Indra.
Selain pasangan muda dan kasus penyakit menular, petugas juga menemukan barang bukti berupa kondom di beberapa penginapan. Awang Indra juga menyebutkan adanya indikasi penggunaan aplikasi kencan online (“aplikasi hijau”) oleh beberapa pasangan yang terjaring.
“Ada yang baru kenal, ada yang tadi tumpuan di Simpang menggunakan aplikasi hijau,” ungkap Awang Indra.
Saat ini, para remaja yang terjaring razia telah dipanggil orang tua dan keluarganya untuk dilakukan pembinaan. Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti kasus penyakit menular dengan melakukan tracking dan pengobatan.
“Supaya juga orang tua bisa mengawasi anak-anak kita. Kasihan masih muda-muda, ternyata sudah terjangkit penyakit,” pungkas Awang Indra.
Operasi ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas di hotel dan kos-kosan, serta menekan angka penyebaran penyakit menular seksual di kalangan remaja.
(Yeni Adhayanti)

