Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2025 menjadi ajang bagi pelajar dan UMKM untuk menunjukkan kontribusi mereka dalam melestarikan budaya daerah. Acara yang berlangsung di Museum Mulawarman, Tenggarong ini, mendapat apresiasi penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar atas inisiatif dan kreativitas para peserta pameran.
Kepala Sekolah SMPN 1 Tenggarong, Imam Huzaeni, yang juga menjabat sebagai Ketua MKKS, mengungkapkan bahwa PKD memberikan dampak positif bagi siswa dalam mengenal budaya Kutai Kartanegara. Pihaknya menggerakkan seluruh siswa dari berbagai tingkatan untuk mengunjungi PKD dan membuat laporan kegiatan berbasis proyek.
“Kami memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada anak-anak, kemudian mereka bisa langsung mengetahui secara langsung tentang budaya Kutai Kartanegara,” ujar Imam Huzaeni.
SMPN 1 Tenggarong juga aktif mengembangkan ekstrakurikuler seni budaya, seperti tarsul, bergandeng, kesenian, dan membate. Bahkan, tim tarsul SMPN 1 telah meraih juara di tingkat nasional dan provinsi.
Sementara itu, Halif Sardi, owner dan founder TYT Bawangdayak, memamerkan inovasi pangan berbasis pertanian berkelanjutan dan kearifan lokal. Produk teh bawang dayak ini terinspirasi dari budaya belian atau pengobatan tradisional suku Dayak Benuaq.
“Bawang tiwai dalam komunitas Dayak Benuaq disebut tiwai. Dalam ritual belian, seorang pembelian akan merekomendasikan bawang tiwai sebagai salah satu tumbuhan yang bermanfaat untuk kesehatan,” jelas Halif Sardi.
Halif Sardi berharap Pemkab Kukar dapat memberikan dukungan dalam hal promosi dan peningkatan penjualan produk-produk UMKM lokal, termasuk TYT Bawangdayak.
Pemkab Kukar memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta pameran PKD 2025, khususnya kepada SMPN 1 Tenggarong dan TYT Bawangdayak atas kontribusi mereka dalam melestarikan budaya daerah.
Pemkab Kukar juga berkomitmen untuk memfasilitasi promosi produk-produk UMKM lokal melalui berbagai platform, seperti pameran, media sosial, dan kerjasama dengan stakeholder pariwisata.
(Yeni Adhayanti)

