
Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bersama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menggelar rapat sinkronisasi, koordinasi, dan finalisasi Erau Adat Kutai 2025 pada Rabu (3/9/2025). Rapat ini memastikan seluruh rangkaian kegiatan budaya tahunan tetap berjalan sesuai tradisi, meski dengan penyesuaian anggaran.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Thauhid, menyampaikan bahwa rilis resmi logo, tema, jadwal lengkap, serta lagu Erau 2025 akan dilakukan pada Sabtu (6/9/2025).
“Seluruh media, baik lokal, nasional, maupun internasional, akan diundang dalam konferensi pers tersebut,” ujarnya.
Thauhid menambahkan, rangkaian acara sakral tetap dimulai pada 12 September, sedangkan prosesi puncak berlangsung 21–29 September 2025.
Beberapa agenda utama di antaranya, 21 September Pembukaan Erau di Stadion Rondong Demang, 25 September Tradisi Beseprah, masyarakat makan bersama di sepanjang jalan protokol, 28 September Tradisi Belimbur siram air massal yang menjadi ikon Erau, 29 September Prosesi adat Bermahkota di Keraton sebagai penutup.
Selain itu, olahraga tradisional, ekspo, serta berbagai kegiatan seni budaya juga dipusatkan di Tenggarong untuk menarik partisipasi masyarakat dan wisatawan.
Dalam rapat juga ditegaskan pembagian peran antara pemerintah dan Kesultanan. Seluruh prosesi sakral menjadi tanggung jawab pihak Kesultanan, sedangkan pemerintah fokus pada pengamanan, kebersihan, penyelenggaraan ekspo, dan aspek seremonial.
Perwakilan Kesultanan, Pangeran H. Heriansyah, menekankan bahwa Erau adalah simbol persatuan dan identitas masyarakat Kutai.
“Tradisi ini telah melewati perjalanan panjang sejak era Hindu hingga Islam, menjadi pengikat yang harus terus dijaga,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Pariwisata Kukar, AW. Ivan Akhmad Y., S.Sos, menjelaskan strategi promosi yang telah disiapkan. Mulai dari pemasangan baliho, pembuatan video teaser profesional, hingga membawa paket wisata Erau dalam pameran pariwisata di luar daerah.
“Harapannya, Erau tidak hanya dikenal di Kaltim, tapi juga menarik minat wisatawan nasional,” katanya.
Kehadiran tokoh nasional juga menambah prestise tahun ini. Menurut informasi dari Kesultanan, Menteri Pariwisata dijadwalkan hadir pada 28 September untuk menyaksikan langsung tradisi Belimbur.
Meski keterbatasan anggaran menjadi tantangan, Thauhid memastikan makna Erau tidak akan berkurang.
“Erau bukan soal besar kecilnya biaya, tetapi tentang makna, kebersamaan, dan kekuatan budaya. Insya Allah semangat dan kemeriahannya tetap terjaga,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi erat antara pemerintah, Kesultanan, dan masyarakat, Erau 2025 diyakini tetap menjadi momentum kebanggaan bersama, sekaligus magnet budaya dan pariwisata Kutai Kartanegara di mata dunia. (Yeni Adhayanti)