
Portalsembilan.com, Kukar – Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memasuki masa krusial. Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Akbar Hakka, jabatan ketua kosong dan proses seleksi pengurus baru masih terus berjalan di lingkungan Dinas Pariwisata Kukar.
Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat sektor ekonomi kreatif kini memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan perekonomian daerah.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menjelaskan bahwa penentuan kepengurusan baru masih dalam tahap pembahasan internal, dengan mempertimbangkan sosok yang memiliki kapasitas kepemimpinan, jejaring yang kuat, serta pemahaman mendalam tentang ekosistem kreatif.
“Untuk siapa yang akan menggantikan itu masih dalam pembahasan. Kami sedang menjaring figur yang mampu menyatukan komunitas kreatif yang sangat beragam,” ungkap Zikri, pada 2 Mei 2024.
Ia menegaskan bahwa ketua Kekraf bukan hanya simbol kepemimpinan, tapi juga motor penggerak bagi seluruh subsektor kreatif yang ada di Kukar. Setidaknya terdapat enam subsektor yang menjadi fokus kelembagaan ini.
“Tiga subsektor unggulan kita adalah kriya, kuliner, dan seni pertunjukan, sedangkan tiga lainnya yang punya potensi kuat adalah musik, film animasi dan video, serta fotografi,” jelasnya.
Menurut Zikri, karakter pemimpin yang dicari bukan sekadar organisatoris. Sosok ideal harus mampu berkomunikasi dengan berbagai kalangan, punya jiwa sosial tinggi, dan berpikir terbuka terhadap tren serta tantangan global.
“Kalau tiga ini bisa menyatu dalam satu orang, baru bisa jadi pemimpin yang cocok untuk Kekraf. Karena Ekraf itu bukan hanya seni, tapi juga industri. Dan itu butuh pendekatan lintas bidang,” tambahnya.
Selain mengisi jabatan di tingkat kabupaten, Dispar Kukar juga tengah mengupayakan pembentukan ulang pengurus Kekraf di tingkat kecamatan. Ini penting karena sebagian besar struktur lama sudah tidak aktif, bahkan beberapa wilayah belum memiliki SK sama sekali.
“Kecamatan seperti Loa Janan, Marangkayu, Anggana, Samboja Barat, Samboja, Muara Jawa, dan Kota Bangun sudah punya struktur Kekraf. Tapi pusatnya di Tenggarong dan Loa Kulu justru belum terbentuk,” ungkapnya.
Zikri memastikan bahwa pengurus kecamatan baru akan dibentuk setelah struktur kabupaten rampung. Pola ini digunakan agar koordinasi dan pembinaan bisa berjalan seragam dan efektif.
Gedung Kekraf Kukar yang terletak di Tenggarong akan menjadi pusat kegiatan dan wadah berkumpulnya pelaku ekonomi kreatif lintas subsektor. Namun, tanpa kepengurusan resmi, pemanfaatan fasilitas tersebut belum bisa dimaksimalkan.
“Keberadaan gedung itu penting, tapi tidak cukup. Harus ada orang-orang yang mampu menghidupkannya dengan kegiatan, kolaborasi, dan produksi konten kreatif. Itulah mengapa kita tidak bisa sembarangan memilih pengurus,” ujarnya menekankan.
Zikri juga menyoroti perlunya integrasi antara Ekraf dan sektor pariwisata. Menurutnya, potensi ekonomi kreatif tidak bisa dilepaskan dari strategi promosi destinasi wisata.
“Kami berharap dengan kepengurusan baru nanti, Kekraf Kukar bisa bergerak lebih cepat, mampu menjembatani antara pelaku kreatif dengan pasar, dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun identitas budaya daerah,” pungkasnya.
Dengan terus berkembangnya tren digital dan kebutuhan akan konten lokal yang berkualitas, keberadaan sosok pemimpin baru Kekraf akan sangat menentukan arah pengembangan ekonomi kreatif Kukar ke depan. Kini publik menanti siapa figur yang akan membawa angin segar bagi komunitas kreatif di kabupaten kaya budaya ini.
Adv/Dispar Kukar

