
Portalsembilan.com, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terus mendorong lahirnya desa-desa wisata yang mandiri dan berdaya saing, dengan menjadikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai garda depan transformasi pariwisata berbasis komunitas.
Melalui program pelatihan berkelanjutan yang digulirkan Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, masyarakat lokal kini tak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku utama dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisata secara profesional dan berkelanjutan.
Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa Pokdarwis memiliki peran vital dalam menjaga keberlangsungan desa wisata. Mereka dinilai sebagai motor penggerak utama yang mampu menyulap potensi desa menjadi destinasi menarik dan menguntungkan secara ekonomi.
“Pokdarwis adalah ujung tombak. Mereka yang paling tahu potensi desanya, dan mereka pula yang menjaga keasliannya,” ujar Arianto di Tenggarong, Jumat (28/3/2025).
Ia menekankan bahwa keberhasilan desa wisata sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat setempat. Karena itu, pendampingan intensif dan pelatihan tematik menjadi prioritas dalam strategi pengembangan pariwisata daerah.
“Tanpa keterampilan dan wawasan, potensi wisata tidak akan berkembang maksimal. Karena itu kami siapkan program pelatihan yang benar-benar dibutuhkan,” jelas Arianto.
Program pelatihan yang digelar mencakup manajemen destinasi, teknik pelayanan wisata yang ramah dan profesional, promosi berbasis digital, hingga pendekatan wisata berwawasan lingkungan.
Menurut Arianto, saat ini kompetensi sumber daya manusia menjadi kunci dalam menghadapi persaingan antar destinasi, terutama di era digital. Karena itu, pelatihan Pokdarwis juga mencakup pemanfaatan media sosial dan e-commerce untuk mendongkrak promosi dan penjualan produk lokal.
“Generasi baru Pokdarwis harus kreatif, bisa bikin konten, paham pemasaran digital, dan punya jiwa enterpreneur. Kami ingin desa wisata Kukar punya karakter yang kuat,” tegasnya.
Selain pelatihan, Dispar Kukar juga melakukan pendataan dan pemetaan Pokdarwis secara menyeluruh. Kelompok baru yang terbentuk langsung mendapatkan pendampingan dari tim teknis dinas agar mampu beroperasi secara optimal sejak awal.
Langkah ini juga membantu penyusunan kebijakan yang lebih tepat sasaran, karena tiap desa memiliki karakter dan tantangan yang berbeda dalam mengelola potensi wisatanya.
“Pokdarwis itu seperti tulang punggung. Tapi mereka butuh fondasi kuat. Di sinilah pemerintah hadir, bukan hanya membina tapi juga mendengar kebutuhan mereka,” lanjut Arianto.
Ia menambahkan, desa wisata bukan proyek instan. Proses pengembangan harus dibarengi semangat gotong royong dan kepedulian tinggi terhadap lingkungan, agar keberlanjutan benar-benar terjaga.
Tak hanya berfokus pada aspek teknis, Dispar Kukar juga mendorong tiap Pokdarwis menciptakan pengalaman wisata yang otentik dan bernilai budaya. Inovasi seperti wisata edukatif, atraksi berbasis tradisi lokal, dan paket pengalaman interaktif menjadi bagian dari pengembangan produk wisata desa.
“Kita tidak ingin semua desa tampil sama. Harus ada identitas, harus ada keunikan. Itulah yang bikin wisatawan tertarik dan mau kembali,” kata Arianto lagi.
Pendekatan ini diyakini mampu memperkuat posisi Kukar sebagai salah satu kabupaten dengan ekosistem pariwisata komunitas terbaik di Kalimantan Timur.
Dengan pemberdayaan Pokdarwis secara konsisten, pemerintah optimistis desa wisata akan berkembang menjadi penggerak ekonomi baru, membuka lapangan kerja, dan menjadi sumber kebanggaan masyarakat.
“Desa tidak lagi hanya tempat tinggal, tapi pusat kreasi dan atraksi. Dengan Pokdarwis sebagai motor, pariwisata bisa menjadi jalan baru untuk masa depan yang lebih sejahtera,” tutup Arianto.
Adv/Dispar Kukar

