
Portalsembilan.com, Kukar – Upaya menjadikan Tenggarong sebagai kota kreatif terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Melalui optimalisasi kawasan Simpang Odah Etam dan Taman Titik Nol, Dinas Pariwisata Kukar menargetkan dua lokasi itu sebagai pusat ekonomi kreatif yang hidup dan berkelanjutan.
Pengembangan ini bukan sekadar penataan ruang kota, melainkan strategi menciptakan ekosistem kreatif yang bisa menghidupkan denyut seni, budaya, dan UMKM lokal di jantung ibu kota Kukar.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menyebutkan bahwa kedua lokasi tersebut memiliki posisi strategis sekaligus nilai historis dan sosial yang tinggi, menjadikannya ideal sebagai ruang terbuka publik bertema kreatif.
“Kami ingin menjadikan Simpang Odah Etam sebagai panggung harian bagi seniman lokal dan pelaku UMKM agar kreativitas mereka bisa dinikmati masyarakat,” ujar Arianto saat ditemui di Tenggarong, Selasa (25/3/2025).
Lokasi Simpang Odah Etam yang berada di jalur utama Jalan Kartanegara dinilai memiliki daya tarik tersendiri karena berdekatan dengan Museum Mulawarman dan sering dijadikan lokasi acara publik.
Ia menambahkan, kehadiran masyarakat yang rutin berkumpul di kawasan tersebut menjadi alasan kuat untuk menjadikannya titik kegiatan seni dan budaya yang konsisten sepanjang tahun.
Sementara itu, pengembangan Taman Titik Nol yang berada tepat di seberang museum juga sedang dikebut, dengan konsep sebagai panggung terbuka tempat pertunjukan musik, diskusi budaya, hingga ruang kreatif generasi muda.
“Kami ingin masyarakat bisa menonton pertunjukan sembari bersantai, dan wisatawan bisa mendapatkan pengalaman berbeda saat berkunjung ke Tenggarong,” terang Arianto menjelaskan konsep pengembangan Titik Nol.
Kawasan ini disebutkan telah mulai digarap sejak awal 2024, dengan pelibatan aktif komunitas kreatif lokal. Pemerintah tidak hanya membangun fasilitas, tapi juga merancang jadwal kegiatan seni dan budaya agar kawasan terus ramai dan produktif.
“Kami melibatkan banyak pelaku seni, pelaku UMKM, dan komunitas agar konten acaranya tidak monoton. Tujuannya agar pengunjung selalu mendapatkan sesuatu yang baru,” ujar Arianto lagi.
Dinas Pariwisata Kukar juga telah menyiapkan berbagai fasilitas seperti panggung pertunjukan, area kuliner UMKM, pencahayaan yang estetik, serta akses pedestrian yang ramah untuk pengunjung segala usia.
Promosi kegiatan pun digencarkan melalui media sosial, kemitraan dengan komunitas kreatif, serta kerja sama promosi antarwilayah untuk menarik wisatawan dari luar daerah.
“Ruang-ruang seperti ini penting sebagai titik temu antara karya kreatif dan masyarakat. Setiap kegiatan yang kami dukung bertujuan membuka peluang ekonomi baru,” jelas Arianto penuh antusiasme.
Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditopang sektor industri besar, tetapi juga dari geliat kecil para pelaku kreatif yang diberi ruang untuk berkembang.
“Dengan adanya kegiatan rutin, UMKM punya pasar, seniman punya panggung, dan masyarakat punya tempat berekspresi. Ekosistem seperti ini akan membentuk kota yang hidup dan dinamis,” ucapnya lagi.
Pemerintah optimistis, jika konsistensi ini dijaga dan semua pihak terlibat aktif, maka dua kawasan tersebut akan menjadi wajah baru Tenggarong sebagai kota kreatif di Kalimantan Timur.
Lebih jauh lagi, kawasan ini diharapkan dapat menarik perhatian investor di sektor pariwisata, kuliner, dan seni pertunjukan, serta menjadi alasan tambahan wisatawan untuk datang ke Kukar.
“Kami berharap dalam beberapa tahun ke depan, Simpang Odah Etam dan Taman Titik Nol menjadi ikon baru yang membanggakan, bukan hanya bagi Tenggarong, tapi untuk Kukar secara keseluruhan,” tutup Arianto penuh harap.
Adv/Dispar Kukar

