Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Di malam hari Jumat (19/12/2025) yang sejuk, deretan warga dari Redkar Wadah Batuah 99 Kecamatan Sangasanga melangkah ke Posko Damkarmatan Sangasanga. Bukan hanya untuk menyapa dan mempererat silaturahmi, tapi juga untuk mengutarakan harapan yang mendalam, mendapatkan bantuan peralatan dan sarana yang sangat dibutuhkan agar tim relawan yang baru berdiri bisa lebih efektif menjaga keamanan kampung RT 15 -16 wilayah yang dinilai sangat rawan kebakaran.
Nirwan Syah, yang akrab disapa Iwan dan menjabat sebagai penasehat Redkar Wadah Batuah 99, menjadi juru bicara kelompok itu. Dia menceritakan bagaimana ide membentuk tim relawan ini muncul dari kesadaran bersama warga yang tidak mau lagi bergantung semata pada instansi ketika ada bahaya.
“Kami membentuk Redkar ini kurang lebih dua bulan yang lalu, semuanya dari semangat warga yang ingin menjaga kampung sendiri,” ujar Iwan dengan nada yang tegas dan penuh kebanggaan.
Dia menambahkan, “Wilayah RT 15 – 16 ini seringkali mengalami masalah karena akses yang kurang mudah dan potensi kebakaran yang tinggi itu yang membuat kami yakin, kita butuh tenaga sendiri yang siap bertindak cepat.”
Selama dua bulan beroperasi, Redkar Wadah Batuah 99 telah mengumpulkan sekitar 20 orang anggota aktif termasuk ketua, bendahara, dan para relawan yang selalu siap terjun. Meskipun belum pernah menangani kejadian kebakaran secara langsung, kelompok ini tidak berhenti beraktivitas.
“Alhamdulillah, selama ini belum ada kejadian apa-apa, tapi itu bukan alasan untuk diam,” katanya. Anggota Redkar rutin melakukan latihan di lingkungan kampung, mulai dari mempraktikkan cara menggunakan mesin pemadam yang mereka miliki hingga menyebarkan edukasi tentang pencegahan kebakaran kepada tetangga. Tidak hanya itu, mereka juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial kampung, seperti gotong royong membersihkan saluran air, nebang pohon yang membahayakan, dan membantu warga yang membutuhkan membuktikan bahwa peran mereka lebih luas dari sekadar penanggulangan kebakaran.
Namun, di balik semangat yang tinggi itu, tersembunyi keterbatasan yang cukup besar dalam hal peralatan.
“Kami sudah punya 2 unit mesin pemadam kebakaran, tapi itu yang jenis kecil,” ungkap Iwan. Semua itu didapat dari hasil gabungan dana warga sendiri tidak ada bantuan dari mana pun sampai sekarang. Keterbatasan mesin ini semakin terasa ketika memikirkan bagaimana mengangkutnya ke lokasi kejadian.
“Kalau nanti ada kebakaran, bagaimana kalau kita tidak punya sarana untuk mengangkut mesin-mesin itu? Itu yang bikin kita khawatir,” katanya dengan nada cemas.
Oleh karena itu, pada kesempatan silaturahmi malam itu, Iwan dengan tegas mengutarakan harapan utama kelompoknya mendapatkan armada pengangkutan. Selain itu, dia juga menambahkan beberapa kebutuhan lain yang tak kalah penting.
“Selain armada, kami juga berharap bisa dapat baju Nomex untuk anggota, mesin pemadam yang lebih besar, dan kendaraan roda tiga untuk memudahkan ketika ada bencana apalagi kalau lokasi kejadian sulit dijangkau oleh kendaraan besar,” jelasnya. Dia menjelaskan bahwa baju Nomex sangat penting untuk melindungi anggota dari panas dan api ketika bertindak di lapangan, sedangkan kendaraan roda tiga akan memudahkan akses ke area yang sempit di kampung.
Selain bantuan peralatan, Iwan juga menyampaikan harapan agar Redkar Wadah Batuah 99 bisa ikut serta dalam agenda latihan yang diadakan oleh Damkarmatan.
“Kami masih baru dan butuh banyak ilmu tentang penanggulangan kebakaran,” katanya. Kalau Damkarmatan ada program latihan, kami sangat ingin ikut biar anggota kita bisa lebih terampil dan siap ketika harus menghadapi kejadian.”
Selama percakapan, petugas Damkarmatan Sangasanga yang menerima kunjungan menunjukkan respon yang positif dan mendukung. Mereka mendengarkan setiap kata yang diucapkan Iwan dengan seksama, mencatat setiap kebutuhan dan harapan yang diajukan. Salah satu petugas bahkan menyampaikan bahwa nanti akan dibahas mengenai pembagian jadwal latihan dan kemungkinan bantuan yang bisa diberikan.
“Kita akan bicarakan dulu dengan atasan, tapi tenang saja, kami akan usahakan semaksimal mungkin untuk membantu,” ujar petugas itu, yang membuat anggota Redkar yang hadir merasa senang dan lebih penuh harapan.
Semangat yang ditunjukkan oleh warga RT 15 -16 melalui Redkar Wadah Batuah 99 menjadi contoh nyata bagaimana kepedulian masyarakat bisa menciptakan kekuatan yang berharga. Meskipun masih memiliki banyak tantangan, mereka tidak mau menyerah. Mereka percaya bahwa dengan bantuan yang tepat dari Damkarmatan dan pihak terkait, tim relawan ini bisa menjadi benteng pertama dalam melindungi kampung dari bahaya kebakaran dan memberikan kontribusi lebih banyak bagi masyarakat.
“Inginnya, nanti Redkar Wadah Batuah 99 bisa menjadi contoh bagi kelompok relawan lain di Kecamatan Sangasanga,” tutup Iwan dengan senyum. Kita tidak hanya ingin menjaga kampung sendiri, tapi juga ingin memajukan semangat gotong royong dan kebersamaan di antara warga.”
(Yeni Adhayanti)

