 
                Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf) sebagai salah satu pilar utama ekonomi daerah. Salah satu langkah strategis yang tengah digencarkan adalah penyusunan profiling pelaku ekraf di seluruh 20 kecamatan, dengan tujuan utama memperkuat kolaborasi dan menciptakan “matching business” antar-pelaku usaha lokal.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kukar, Zikri Umulda, dalam wawancaranya menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing pelaku ekraf lokal. “Profiling ini akan menjadi fondasi penting untuk memahami potensi dan kebutuhan masing-masing pelaku, sehingga kita bisa memfasilitasi kolaborasi yang lebih efektif,” ujarnya.
Zikri menambahkan bahwa selama ini data pelaku ekraf yang ada masih belum valid dan lengkap. Oleh karena itu, penyusunan profiling yang lebih mendalam dengan pendekatan “by name by address” menjadi krusial.
“Konsep profiling ini menggunakan model kanvas yang mencakup sembilan elemen penting, mulai dari value proposition, kemitraan, hingga unsur pembentuk produk. Misalnya, untuk pelaku kuliner seperti penjual minuman es jeruk, kita akan identifikasi mulai dari sumber bahan baku jeruk hingga penyedia kemasan plastik. Dengan demikian, kita bisa menghubungkan mereka dalam rantai pasok yang efisien,” jelas Zikri.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah terbentuknya “matching business”. Zikri mencontohkan, “Jika ada kedai kopi di satu kecamatan, kita akan hubungkan dengan penyedia biji kopi terdekat. Jadi, antar-pelaku bisa saling menopang dan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih kuat.”
Lebih lanjut, Zikri menekankan bahwa program ini tidak hanya dijalankan oleh Dinas Pariwisata, tetapi juga melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perizinan (DPMPTSP), serta Disperindag. “Semua data akan dikonsolidasikan menuju sistem ‘Satu Data Kukar’, sehingga perencanaan pembangunan ekonomi kreatif dapat lebih terarah dan terukur,” tegasnya.
Selain itu, penyusunan profiling ini juga melibatkan kalangan akademisi untuk memastikan hasilnya memiliki dasar ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara legal. Dokumen tersebut nantinya akan dilaporkan ke Bappeda Kukar sebagai bahan rujukan kebijakan pengembangan ekraf.
“Profiling bisnis ini penting karena bisa menutup kekurangan satu pelaku dengan potensi dari pelaku lain. Kita ingin menciptakan sistem pitching, matching, dan collaboration agar pelaku ekraf lokal bisa lebih berdaya saing,” pungkas Zikri.
Dengan langkah ini, Pemkab Kukar berharap dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di wilayahnya, sekaligus mengikis ego sektoral antar instansi, menuju kolaborasi lintas sektor yang produktif dan berkelanjutan.
(Yeni Adhayanti)

 
                        
 
                     
                     
                    