Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) terus berupaya mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif (Ekraf) di wilayahnya. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan meluncurkan program “Akar Kukar,” sebuah inisiatif komprehensif yang bertujuan mengangkat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kreatif di seluruh Kukar.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kukar, Zikri Umulda, menjelaskan bahwa “Akar Kukar” merupakan program yang mencakup seluruh tahapan pengembangan UMKM, mulai dari pra-inkubasi hingga pasca-inkubasi. Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh para pelaku Ekraf agar dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.
“Akar Kukar ini adalah aksi kreatif untuk mengangkat UMKM Kukar. Prosesnya dimulai dari pra-inkubasi hingga pasca-inkubasi. Di tahap pra-inkubasi, kami memberikan pendidikan dari awal, bagaimana mereka mengembangkan potensi SDM-nya,” ujar Zikri saat diwawancarai di kantor Dispar Kukar, Senin (27/10/2025).
Zikri menambahkan, pengembangan UMKM dalam program “Akar Kukar” berfokus pada lima unsur utama, yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu Produk, Person (SDM), Place (Tempat), Promosi, dan Price (Harga). Melalui program ini, Pemkab Kukar berupaya mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku Ekraf di Kutai Kartanegara, terutama terkait dengan peningkatan kualitas SDM.
“Kami akan melatih mereka. Untuk pelatihan, kami berkolaborasi dengan SDM Parekraf, yaitu Pak Antoni. Kami juga selalu berkolaborasi dengan bidang lain di Dispar, seperti pelatihan penyusunan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan pemisahan keuangan pribadi dengan keuangan usaha,” jelasnya.
Implementasi “Akar Kukar” telah dimulai di Kecamatan Kota Bangun sebagai proyek percontohan. Di sana, tim dari Dispar melakukan pendataan terhadap pelaku Ekraf dan memberikan pelatihan intensif. Program ini melibatkan kerja sama dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, komunitas bisnis, dan pihak swasta.
“EKRAF Kukar tidak pernah bergerak sendiri. Kami selalu berkolaborasi dengan komunitas dan OPD terkait. Untuk pengembangan produk, kami bekerja sama dengan Dinas Perizinan dan Diskop UKM,” tegas Zikri.
Lebih lanjut, Zikri menjelaskan bahwa setelah tahap pendataan dan pelatihan, program “Akar Kukar” akan fokus pada pengembangan produk dan pemasaran. Para pelaku Ekraf akan dilatih untuk memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha, serta memanfaatkan platform digital untuk berjualan.
“Kami akan menjelaskan bagaimana cara melakukan kegiatan itu secara digital. Mereka akan berjualan lewat Instagram, Facebook, dan ke depannya kami akan arahkan mereka berjualan lewat marketplace, serta menghubungkan mereka ke Ekatalkun,” imbuhnya.
Selain itu, Pemkab Kukar juga berencana mereplikasi konsep “Simpang Odetam” di setiap kecamatan yang potensial. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pusat-pusat kegiatan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan daya saing UMKM lokal.
Dengan adanya program “Akar Kukar,” Pemkab Kukar berharap sektor ekonomi kreatif di wilayahnya dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Program ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mempromosikan potensi pariwisata Kukar.
(Yeni Adhayanti)

