
Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Inovasi “Inspirasi Pertanian Samboja Barat” yang digagas oleh Jumanan Taringan berhasil meraih piagam penghargaan sebagai inovator terbaik dalam Kompetisi Inovasi dan Kreativitas Kabupaten Kutai Kartanegara. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas dedikasi Jumanan Taringan dalam mengembangkan sektor pertanian yang modern, berkelanjutan, dan berdaya saing di wilayah Samboja Barat.
Jumanan Taringan, yang kini menjabat sebagai Ketua KTNA Kecamatan dan pemilik P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) Laukawar, memaparkan bahwa inovasinya mencakup berbagai subsektor pertanian dalam arti luas. Di Kelurahan Sungai Merdeka, Samboja Barat, ia berhasil mengembangkan peternakan ayam petelur omega 3 dengan populasi mencapai 12.000 ekor, menghasilkan sekitar 11.200 butir telur setiap hari – sebuah capaian yang menjadikannya satu-satunya produsen telur omega 3 di Kecamatan Samboja Barat. Selain itu, terdapat peternakan ikan lele yang mampu memproduksi 1 ton ikan per minggu, serta pengembangan varietas ayam unggulan “Boper” (Borneo Super), hasil persilangan ayam kampung dan petelur yang dikelola oleh Muhammad Taufik Jokirisa, sekretaris P4S Laukawar.
Salah satu terobosan signifikan dari “Inspirasi Pertanian Samboja Barat” adalah konsep pertanian tanpa limbah melalui simbiosis mutualisme. Limbah pertanian diolah menjadi pakan ternak, limbah peternakan menjadi pupuk untuk perkebunan, dan limbah perkebunan dimanfaatkan untuk perikanan, menciptakan siklus produksi yang efisien dan ramah lingkungan.
Di samping produksi, Jumanan Taringan juga aktif dalam pendidikan pertanian. P4S Laukawar telah menjalin kerja sama (MOU) dengan 47 SMK dan 5 universitas di Kalimantan Timur, membina lebih dari 20.000 peserta magang dan pelatihan. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, termasuk kelompok tani, kelompok wanita tani, mahasiswa PKL, hingga prapensiun dari TNI, Polri, dan BUMN. Saat ini, sebanyak 130 siswa SMK sedang menjalani program PKL di pusat edukasi pertanian ini, yang akan menampilkan hasil karya mereka dalam panen raya pada tanggal 28 September mendatang.
Jumanan Taringan mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pengembangan pertanian adalah mengubah paradigma masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih tertarik menjadi wirausahawan pertanian daripada sekadar pekerja di perusahaan. Namun, dengan konsep pertanian berbasis mekanisasi dan modernisasi, ia optimis dapat menciptakan petani-petani yang sukses dan mandiri.
“Kami tersesat tapi di jalan yang benar,” ujar Jumanan Taringan, mengenang latar belakang pendidikannya di teknik mesin pertambangan yang kini beralih ke pertanian. Ia juga menyoroti keberhasilan timnya, termasuk Ibu Faridah Anu yang mengelola pendidikan pertanian, dan Muhammad Taufik Jokirisa yang berhasil mengubah lahan eks-tambang bermasalah menjadi padang rumput produktif untuk peternakan sapi, sebuah inovasi yang mendapat apresiasi dari Gubernur Kalimantan Timur.
Beroperasi sejak tahun 2012, “Inspirasi Pertanian Samboja Barat” telah mengantongi 12 penghargaan nasional dan menjadi pusat edukasi pertanian yang terus didukung oleh Kecamatan Samboja Barat. Jumanan Taringan berharap inovasi ini terus berkembang, menciptakan lebih banyak petani sukses, dan menjadikan Kukar sebagai lumbung pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
(Yeni Adhayanti)