
Portalsembilan.com, Kutai Kartanegara – Pembukaan Rembug dan Expo Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) 2025 di halaman parkir Kantor Bupati Kutai Kartanegara, Sabtu (20/9/2025), menjadi ajang bagi Menteri Pertanian (Mentan) RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., untuk menyampaikan optimisme pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan dalam waktu satu tahun.
Dalam sambutan virtualnya, Mentan Amran menegaskan bahwa isu pangan menjadi perhatian utama Presiden. Solusinya adalah pangan bergizi dan sosial pangan, yang diwujudkan melalui langkah-langkah cepat.
“Pertama, kita melakukan reformasi regulasi. Ada 17 Inpres yang dikeluarkan Bapak Presiden,” ujarnya. Salah satu yang dirasakan petani adalah perbaikan distribusi pupuk yang dulu bermasalah. “Alhamdulillah, sekarang penyaluran pupuk langsung dari Kementerian Pertanian ke Gapoktan,” tambahnya.
Mentan juga menyampaikan bahwa pemerintah akan memperbaiki irigasi seluas 2 juta hektare di seluruh Indonesia, serta menyediakan alat mesin pertanian, benih, dan program cetak sawah. “Hasilnya, produksi kita meningkat. Tahun ini, sampai Oktober, produksi mencapai 31 juta ton sesuai data BPS. Ini adalah lompatan luar biasa,” ungkapnya.
Stok pangan juga mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah kemerdekaan, mencapai 4,2 juta ton. “Dulu, tahun 1984, saat swasembada pangan, stok kita hanya 3 juta ton. Sekarang, kita mampu mencapai 4,2 juta ton,” kata Mentan.
Sektor pertanian kini menjadi penopang PDB tertinggi, mencapai 10,52%. “Ini pertama dalam sejarah. Pertanian menjadi jawara baru sumber pertumbuhan,” tegasnya.
Mentan juga menyampaikan bahwa FAO mengakui Indonesia sebagai negara dengan kenaikan produksi terbesar kedua di dunia. “Ini menjadi kebanggaan kita semua,” ujarnya.
Mentan juga menyoroti peran Indonesia dalam menurunkan harga beras dunia. “Harga beras turun karena Indonesia tidak lagi mengimpor. Ini adalah kontribusi KTNA dan seluruh pelaku pertanian,” jelasnya.
Mentan optimis target swasembada pangan 1 tahun dapat tercapai berkat kerja keras semua pihak. Pemerintah juga akan melakukan hilirisasi dengan investasi Rp 371 triliun untuk petani. “Ini adalah bantuan tertinggi dalam sejarah,” kata Mentan.
Program hilirisasi akan difokuskan pada kelapa, dengan target meningkatkan ekspor menjadi Rp 2.400 triliun. “Jika ini terjadi, ekonomi akan bergerak dari desa,” harapnya.
Mentan juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menutup impor etanol dan singkong jika produksi dalam negeri mencukupi. “Ini demi petani,” pungkasnya.
(Yeni Adhayanti)