
Wakil Bupati (Wabup) Mahakam Ulu (Mahulu), Drs. Yohanes Avun, M.Si,. *(ist)
Portalsembilan, MAHAKAM ULU – Wakil Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), Yohanes Avun, menegaskan bahwa sektor pertanian di wilayah perbatasan Kalimantan Timur masih belum berkembang secara optimal. Dua persoalan utama yang menghambat kemajuan sektor ini adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) petani dan sulitnya akses transportasi.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan arahan kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, khususnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mahulu, pada Senin (14/7/2025).
“Pertama soal SDM. Yang kedua, masalah transportasi. Walaupun kita bisa mengembangkan, tapi hasilnya nanti yang sulit kita bersaing dengan daerah luar. Tapi kalau transportasi kita lancar, tentu memudahkan kita,” ujar Yohanes.
Menurutnya, potensi pertanian di Mahulu sebenarnya cukup menjanjikan. Namun, keterbatasan infrastruktur membuat biaya produksi dan distribusi menjadi tinggi, sehingga produk lokal sulit bersaing di pasar luar daerah. Di sisi lain, kapasitas petani dalam hal manajemen usaha tani, teknologi pertanian, dan pemasaran juga masih memerlukan pembinaan intensif.
Untuk mengatasi hal tersebut, Wakil Bupati mendorong DKPP Mahulu agar lebih mengoptimalkan peran strategisnya dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para petani. Ia meminta setiap bidang di dinas tersebut mengambil peran aktif dalam merancang program yang menyentuh langsung kebutuhan di lapangan.
“Dari masing-masing bidang yang ada di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ini, supaya bagaimana bisa mengembangkan pertanian lebih optimal lagi. Demikian juga pembinaannya kepada petani,” tuturnya.
Tak hanya itu, Yohanes juga menyoroti pentingnya peran Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dalam memfasilitasi pemasaran hasil pertanian masyarakat. Menurutnya, dengan dukungan BUMK, jalur distribusi produk tani dapat lebih terorganisir, sehingga petani tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memiliki akses pasar yang jelas.
Ia berharap pemerintah kampung bisa mulai melihat potensi BUMK sebagai motor penggerak ekonomi lokal, termasuk dalam mendukung sistem distribusi dan penjualan hasil pertanian.
“Kalau BUMK bisa berfungsi maksimal, petani tidak lagi bingung menjual hasilnya. Ini akan memperkuat rantai pasok pertanian kita dari hulu sampai hilir,” jelas Yohanes.
Wabup juga menekankan bahwa pertanian harus menjadi salah satu pilar ekonomi lokal yang berkelanjutan, terutama karena sebagian besar masyarakat Mahulu menggantungkan hidup dari sektor ini. Ia menyebut bahwa Pemkab Mahulu berkomitmen untuk terus membangun ekosistem pertanian yang kuat dan mandiri, meski tantangannya cukup besar di wilayah perbatasan.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa peningkatan kualitas SDM pertanian dan perbaikan infrastruktur jalan serta transportasi menjadi tugas lintas sektor yang memerlukan sinergi antara OPD teknis, pemerintah kampung, dan masyarakat.
Dengan dukungan dan kerja sama semua pihak, Yohanes optimis Mahulu bisa memperkuat sektor pertaniannya, tidak hanya untuk ketahanan pangan lokal tetapi juga menuju kemandirian ekonomi berbasis sumber daya alam dan budaya setempat. (ADV/DISKOMINFOSTANDI MAHULU)