
Portalsembilan.com, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat kebhinekaan yang menjadi fondasi sosial masyarakat melalui peran aktif paguyuban etnis. Lewat Dinas Pariwisata (Dispar), keberadaan paguyuban diakui sebagai penjaga keharmonisan budaya serta pilar pelestarian identitas lokal di tengah keberagaman.
Paguyuban dinilai bukan hanya sekadar organisasi etnis, tetapi juga ruang ekspresi budaya yang ikut menyatukan warga dari berbagai latar belakang dalam semangat kebersamaan yang saling menghargai satu sama lain.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, menyatakan bahwa sejak lama Dispar Kukar melibatkan berbagai paguyuban dalam agenda besar kebudayaan yang digelar pemerintah daerah.
“Keberadaan paguyuban-paguyuban etnis yang ada di Kukar, selama ini kerap kami libatkan dalam berbagai agenda budaya daerah seperti KFBN, Erau dan lainnya,” jelas Ivan saat ditemui belum lama ini.
Menurutnya, peran paguyuban tidak sebatas menjadi peserta dalam acara, tetapi juga pembawa nilai dan misi budaya yang dalam. Salah satunya terlihat dalam kirab budaya, yang selalu menjadi pembuka rangkaian acara besar seperti Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN), Erau, Semarak Olahraga dan Ekonomi (SOE), dan peringatan HUT Kemerdekaan RI.
“Hampir semua paguyuban kita undang untuk tampil di kirab budaya. Dari setiap paguyuban itu pasti ada unsur kesenian khas mereka, dan itu yang selalu kita angkat dalam kegiatan ini,” imbuh Ivan.
Ia menambahkan bahwa melalui kirab budaya, masyarakat Kukar dapat menyaksikan secara langsung bagaimana keberagaman justru menjadi kekuatan yang menyatukan, bukan memecah belah.
Tak hanya itu, Ivan menyebut pihaknya juga pernah memberikan dukungan terhadap beberapa pertunjukan budaya yang digagas langsung oleh paguyuban, seperti pagelaran wayang kulit oleh Ikapakarti, pertunjukan jaranan di Tenggarong Seberang (2024), serta festival ogoh-ogoh yang sempat diadakan beberapa bulan lalu.
“Beberapa event memang pernah kami fasilitasi. Tapi karena efisiensi anggaran, untuk tahun ini kami fokuskan dulu di kirab budaya,” ucapnya menjelaskan kondisi terkini.
Lebih jauh, Ivan melihat paguyuban memiliki fungsi strategis dalam menjaga stabilitas sosial di Kukar, karena mereka menjadi jembatan komunikasi antar-etnis serta penyejuk dalam dinamika masyarakat yang plural.
“Alhamdulillah, selama ini di Kukar tidak pernah ada isu SARA atau konflik antar etnis. Ini berkat peran aktif paguyuban yang menjaga komunikasi dan saling pengertian. Mereka jadi pengontrol sosial, mengajarkan nilai saling menghargai dan menghormati,” tuturnya menegaskan.
Ia juga menyampaikan bahwa paguyuban memiliki kontribusi besar dalam menjaga warisan budaya masing-masing, sekaligus memperkuat jati diri etnis meski hidup jauh dari daerah asal.
“Paguyuban itu juga penting untuk pelestarian budaya mereka masing-masing. Di tengah kehidupan multikultural, keberadaan mereka memastikan budaya leluhur tetap terjaga meskipun mereka menetap jauh dari tanah asal,” tambah Ivan.
Dengan terus dijaganya semangat gotong royong dan kolaborasi lintas budaya, Ivan yakin bahwa harmoni di Kukar akan terus tumbuh dan menjadi kekuatan besar dalam pembangunan sektor pariwisata maupun sosial kemasyarakatan.
Adv/Dispar Kukar