
Plt. Kepala Bidang Pembinaan SMP, Emy Rosana Saleh.
Portalsembilan.com, KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara fokus membekali para guru dengan keterampilan digital dan pemahaman pendidikan inklusif sebagai langkah strategis menghadapi tantangan dunia pendidikan di tahun 2025.
Langkah ini tidak hanya menjawab kebutuhan zaman, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih adaptif dan ramah bagi seluruh peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Plt. Kepala Bidang Pembinaan SMP, Emy Rosana Saleh, mengatakan bahwa program pelatihan dan magang akan menjadi kunci utama dalam meningkatkan kapasitas tenaga pendidik di Kukar.
“Program kami yang akan kami laksanakan di tahun 2025 ada pendampingan sekolah rujukan Google kemudian training kita adakan, ada juga magang untuk guru-guru mengajar anak kebutuhan khusus,” jelas Emy saat diwawancarai belum lama ini.
Ia menambahkan, pelatihan tidak hanya menyasar pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar, tetapi juga pendekatan khusus dalam menangani peserta didik dari kelompok rentan dan berkebutuhan khusus.
“Ini bagian dari misi kami agar seluruh guru di Kukar punya kompetensi yang setara dengan tuntutan pendidikan modern dan tidak meninggalkan siswa dengan kebutuhan berbeda,” tambahnya.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Kukar juga mendorong sekolah-sekolah untuk mengembangkan diri menjadi Sekolah Rujukan Google. Namun menurut Emy, peningkatan kapasitas guru tetap menjadi fondasi utama.
“Untuk menjadi sekolah rujukan Google ada syarat yang harus dipenuhi, termasuk guru harus bersertifikat Google Level 1 dan 2, serta punya Certified Trainer,” ujarnya menjelaskan.
Tidak hanya itu, sekolah juga harus menunjukkan konsistensi dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran sehari-hari agar dampaknya bisa dirasakan oleh lingkungan pendidikan di sekitarnya.
“Setelah memenuhi syarat, sekolah bisa mendaftar dan akan dinilai oleh tim Google, baik dari Indonesia maupun tim iPac Asia Pasifik,” ucap Emy.
Ia juga mengapresiasi peran komunitas belajar “Kukar Pintar Idaman” yang telah aktif mendampingi sekolah-sekolah untuk menyesuaikan diri dengan standar pendidikan digital global.
“Tergantung sekolah, tapi rata-rata untuk mencapai kandidat sekolah rujukan Google biasanya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan secara intensif, tergantung kemampuan masing-masing sekolah,” jelasnya.
Dengan pendekatan ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara ingin memastikan bahwa guru tidak hanya menjadi pelaksana kurikulum, tetapi juga fasilitator pembelajaran yang inklusif, digital, dan berdampak. (ADV/Disdik Kukar/AR)