
Portalsembilan.com, Kukar – Strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini berfokus pada peran aktif masyarakat desa sebagai motor penggerak utama, khususnya melalui pembentukan Pokdarwis berbasis inisiatif lokal.
Dinas Pariwisata Kukar tidak lagi memaksakan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari atas, melainkan memberi ruang penuh agar warga desa dapat memulai dan mengelola sendiri kelompok wisata yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerahnya.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, M. Ridha Fatrianta, mengatakan bahwa pendekatan baru ini dirancang untuk mendorong keterlibatan langsung masyarakat agar tercipta rasa memiliki yang kuat terhadap destinasi wisata setempat.
“Kami mengubah cara kerja. Sekarang bukan pemerintah yang menunjuk atau membentuk, tapi kami tunggu inisiatif dari warga. Itu yang membuat kelompok lebih hidup dan bertahan lama,” terang Ridha, Selasa (10/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa peran dinas kini lebih kepada pendampingan teknis, pelatihan, dan fasilitasi akses. Pemerintah hanya akan turun tangan jika masyarakat sudah menunjukkan komitmen awal untuk mengembangkan wisata.
“Kami percaya, semangat dari warga jauh lebih kuat kalau berasal dari niat sendiri, bukan sekadar program,” tambahnya.
Hingga saat ini, Kukar memiliki 63 Pokdarwis yang tersebar di berbagai wilayah, menjadikannya kabupaten dengan jumlah Pokdarwis terbanyak di Kalimantan Timur. Namun hanya sebagian kelompok yang dinilai aktif dan menunjukkan perkembangan signifikan.
Salah satu yang menonjol adalah Pokdarwis Bekayuh Beumba Bebudaya dari Desa Pela. Kelompok ini telah membuktikan bahwa pariwisata desa dapat berkembang pesat jika masyarakat dilibatkan sejak awal, dengan capaian yang bahkan menembus tingkat internasional.
“Keberhasilan Desa Pela bukan kebetulan. Itu karena warga di sana sadar potensi desanya dan bersatu membangunnya,” kata Ridha memberi apresiasi.
Menurutnya, kelompok-kelompok seperti itu patut menjadi model. Sebab pembangunan pariwisata yang berkelanjutan hanya bisa dicapai jika masyarakat merasa menjadi bagian penting dalam prosesnya, bukan sekadar penonton.
Ridha juga menekankan bahwa geliat Pokdarwis berdampak langsung pada ekonomi lokal. Banyak pelaku UMKM, pengrajin, dan pedagang kecil yang merasakan manfaat dari berkembangnya destinasi wisata di desa.
“Kami ingin wisata jadi sumber ekonomi rakyat, bukan hanya proyek sementara. Pokdarwis yang digerakkan warga jadi kunci mewujudkannya,” tegasnya.
Dispar Kukar berharap desa-desa lainnya dapat meniru pendekatan ini, memanfaatkan potensi lokal dengan kolaborasi kuat antarwarga, sehingga wisata tidak hanya hidup, tetapi juga membawa kesejahteraan nyata.
“Kalau masyarakat sudah punya semangat, kami pasti dukung. Tapi perubahan harus dimulai dari desa itu sendiri,” pungkas Ridha.
Melalui strategi ini, pemerintah daerah berupaya membangun sistem pariwisata yang tahan uji, mandiri, dan mampu memberi manfaat jangka panjang, dengan masyarakat sebagai pusat kekuatan utamanya.
Adv/Dispar Kukar

