
Portalsembilan.com, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah mendorong transformasi Pulau Kumala dari sekadar tempat wisata menjadi ruang kreatif yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan sentuhan teknologi sebagai wajah baru pariwisata Kukar.
Langkah ini tidak hanya mencakup perbaikan fisik destinasi, tetapi juga penguatan promosi digital dan kolaborasi masyarakat untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih relevan bagi generasi sekarang.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kukar, M. Ridha Fatrianta, menyampaikan bahwa perawatan fasilitas utama tengah berjalan, khususnya pada ikon Pulau Kumala yang sudah dikenal luas oleh publik. Hal ini ia ungkapkan pada 23 April 2025 saat diwawancara awak media.
“Kami sedang memelihara spot-spot penting seperti Patung Lembuswana, Patung Naga, serta area swafoto agar tetap layak dan menarik untuk pengunjung,” jelas Ridha tentang progres pembenahan infrastruktur.
Ia mengatakan, perawatan dilakukan bertahap dengan pendekatan estetis dan fungsional, demi menghadirkan kenyamanan serta kesan yang kuat bagi setiap wisatawan yang datang.
“Kalau destinasi dirawat dengan baik, pengunjung pasti betah dan ingin datang kembali,” tambahnya dengan yakin.
Namun pembaruan tidak hanya menyentuh sisi fisik. Ridha menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata juga tengah menyiapkan pendekatan kreatif melalui pelibatan pemuda, komunitas, dan pelaku lokal lewat berbagai program promosi dan pelatihan.
“Pembentukan Pokdarwis sangat penting agar warga tidak hanya menjadi penonton, tapi ikut mengelola dan memajukan tempat wisata di kampungnya sendiri,” tegasnya menyoroti peran masyarakat.
Untuk memperluas jangkauan promosi, pihaknya juga menggagas lomba konten digital bertema wisata yang menargetkan generasi muda Kukar agar menjadi juru bicara visual pariwisata lewat media sosial.
“Kami ingin anak-anak muda bercerita tentang Kukar lewat gaya mereka sendiri, agar promosi lebih luwes dan menyentuh pasar kekinian,” tuturnya penuh antusias.
Guna memperkuat nilai budaya lokal, Dispar Kukar juga merancang kolaborasi dengan komunitas seni dan swasta untuk menggelar event budaya di sejumlah destinasi unggulan, termasuk Pulau Kumala.
“Kalau wisata dikemas dengan atraksi budaya yang menarik, itu akan memperkuat identitas lokal sekaligus menciptakan dampak ekonomi yang luas,” kata Ridha menambahkan.
Menurutnya, arah pembangunan pariwisata Kukar ke depan adalah membentuk ruang wisata yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga punya cerita, pengalaman, dan partisipasi aktif dari masyarakat.
“Ini bukan sekadar mempercantik taman, tapi membangun ekosistem wisata yang hidup, kreatif, dan tahan lama,” tutup Ridha dengan penuh semangat.
Dengan langkah-langkah progresif dan inklusif, Pulau Kumala kini tidak lagi hanya dilihat sebagai tempat liburan, melainkan sebagai wajah baru dari semangat Kukar membangun sektor pariwisata yang membumi dan berpikiran jauh ke depan.
Adv/Dispar KUkar

