
Portalsembilan.com, Kukar, 16 Juni 2025 – Libur panjang Idulfitri 2024 membawa berkah nyata bagi sektor pariwisata Kutai Kartanegara. Salah satu destinasi favorit, Wisata Tanah Merah di Kecamatan Samboja, mencatatkan pemasukan sebesar Rp100 juta hanya dalam empat hari pertama libur Lebaran.
Angka ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap wisata lokal, sekaligus membuktikan potensi ekonomi dari sektor pariwisata di tengah upaya pemulihan pasca pandemi.
“Berdasarkan laporan yang masuk, tidak ada keluhan dari masyarakat mengenai biaya masuk,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, saat dikonfirmasi.
Ia menjelaskan bahwa angka tersebut belum mencakup keseluruhan masa liburan, sehingga total pendapatan bisa saja bertambah dalam beberapa hari ke depan.
“Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berwisata di daerah sangat tinggi,” tambahnya.
Selama masa libur Idulfitri, Dinas Pariwisata Kukar melakukan pemantauan langsung ke sejumlah lokasi wisata untuk memastikan pelayanan berjalan optimal. Berdasarkan hasil monitoring, pengelolaan wisata Tanah Merah dinilai berjalan baik tanpa ada keluhan berarti dari para pengunjung.
“Secara umum, pelayanan di lapangan berjalan lancar. Fasilitas digunakan dengan baik dan tidak ditemukan keluhan berarti,” ungkap Arianto.
Terkait wacana wisata gratis seperti yang diterapkan di beberapa daerah lain, Arianto menyebut bahwa kebijakan semacam itu biasanya berlaku di destinasi yang berada langsung di bawah kewenangan pemerintah provinsi. Sementara untuk Kukar, belum ada instruksi khusus dari Gubernur Kalimantan Timur.
“Kalau ada instruksi dari Gubernur untuk menggratiskan, tentu kami siap menyesuaikan,” tegasnya.
Namun demikian, selama belum ada arahan resmi, tarif masuk di berbagai objek wisata di Kukar masih diberlakukan seperti biasa. Arianto memastikan bahwa tarif yang diterapkan tetap dalam kategori terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat.
“Sejauh ini tidak ada yang mempermasalahkan. Kami tetap mendukung kebijakan pemerintah, sepanjang sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelasnya.
Kebijakan tarif ini, menurutnya, juga mempertimbangkan keberlanjutan pengelolaan destinasi. Biaya operasional seperti perawatan infrastruktur dan kebersihan perlu ditopang dengan pendapatan yang stabil agar pelayanan tetap maksimal.
“Kalau kita gratiskan tanpa perhitungan, pengelolaan bisa terganggu. Jadi kami harus realistis,” ujar Arianto.
Arianto menilai bahwa angka pendapatan yang diperoleh dari Wisata Tanah Merah tidak hanya menjadi indikator keberhasilan satu objek wisata, tetapi juga menggambarkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengapresiasi potensi wisata lokal.
“Penting bagi kami untuk menjaga kualitas layanan agar masyarakat terus merasa nyaman dan puas,” katanya lagi.
Wisata Tanah Merah sendiri dikenal sebagai destinasi alam yang menawarkan pemandangan bukit pasir merah yang unik. Lokasinya strategis, mudah diakses dari Samarinda maupun Balikpapan, menjadikannya pilihan favorit bagi wisatawan lokal maupun luar daerah.
Tak hanya memberikan pemasukan bagi pemerintah daerah, lonjakan kunjungan wisatawan juga membawa dampak positif bagi pelaku usaha kecil dan pedagang lokal di sekitar kawasan wisata. Banyak dari mereka mengaku meraih keuntungan lebih besar dari hari-hari biasa selama momen liburan ini.
Dengan pencapaian tersebut, Dispar Kukar semakin optimistis bahwa sektor pariwisata daerah mampu tumbuh pesat dan memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Apalagi jika tren kunjungan dan kepuasan pengunjung terus meningkat dari waktu ke waktu.
“Kami akan terus meningkatkan kualitas destinasi, memperbaiki pengelolaan, dan memperkuat promosi agar potensi wisata Kukar benar-benar bisa diandalkan,” tutup Arianto.
Dengan pendekatan yang konsisten, kolaboratif, dan berbasis pelayanan publik, sektor pariwisata Kukar diharapkan mampu menciptakan efek domino positif, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga pelestarian budaya dan alam.
Adv/Dispar Kukar

